Manokwari, TABURAPOS.CO – Nilai Tukar Petani (NTP) di Papua Barat pada Desember 2023 tercatat sebesar 99,81 persen. Bila dibandingkan pada November 2023 terjadi peningkatan sedikit sebesar 0,49 persen.
Adanya kenaikan nilai tukar yang diterima petani pada Desember 2023 terjadi karena indek yang diterima petani (IT) dan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan.
“Kenaikan IT sebesar 0,64 persen lebih besar dari IB sebesar 0,15 persen,” jelas Kepala BPS Papua Barat, Merry saat menyampaikan rilis berita statistik via streaming, Selasa (2/1/2024).
Merry menjelaskan, komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah komoditas cabe rawit (0,59%), tomat (0,13%), ayam ras pedaging (0,07%), dan ikan cakalang (0,06%).
Sedangkan, kenaikan indeks harga yang dibayar oleh petani dipengaruhi oleh komoditas beras (0,16%), bawang merah (0,06%), cabe rawit (0,04%), dan gula pasir (0,04%).
“Jika dilihat dari subsektor, sub sektor yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah sub sektor hortikultura naik 2,05%. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh indeks yang diterima dan indeks yang dibayar oleh petani naik masing-masing sebesar 2,16% dan 0,12% dengan komoditas yang dominan mempengaruhi indeks yang diterima adalah cabe rawit, tomat, dan sawi hijau,” jelas Merry.
Merry menambahkan, terdapat dua sub sektor yang mengalami penurunan nilai NTP yaitu sub sektor perikanan tangkap 1,90% dan sub sektor perkebunan rakyat 0,64%.
“Penurunan NTP terdalam pada sub sektor perikanan tangkap dipengaruhi oleh turunnya indeks yang diterima petani 1,60% sedangkan indeks yang dibayar naik 0,50% dengan komoditas ikan kakap, tengiri, dan kue,” pungkas Merry. [*SDR-R3]