Manokwari, TABURAPOS.CO – Gempa bumi yang terjadi di wilayah Manokwari dan sekitarnya di Provinsi Papua Barat selama tahun 2023 mencapai ratusan kejadian.
Kepala Stasiun Geofisika Sorong, Dedy Irjayanto menjelaskan, wilayah Papua Barat merupakan daerah yang sangat aktif kegempaan.
“Stasiun Geofisika Sorong mencatat dalam periode tahun 2023 terlah terjadi 374 kejadian gempa bumi tektoknik yang terjadi di wilayah Manokwari dan sekitarnya,” tulis Dedy dalam pesan WhatsApp ketika dihubungi Tabura Pos, Selasa (16/1/2024).
Ia menerangkan, selama periode 2023 ini didominasi oleh gempa-gempa dangkal dengan kedalaman <70 Km sebanyak 374 kali dan tidak ada kejadian gempa bumi menengah, yaitu gempa bumi dengan kedalaman 70-300 Km dan dalam H>300 Km.
Lanjut Dedy menerangkan, ditinjau dari kekuatan atau magnitudo gempa bumi, kejadian gempa bumi dengan magnitudo M<3 sebanyak 285 kali kejadian, gempa dengan magnitudo 3<M<5 sebanyak 88 kejadian, dan gempa bumi dengan magnitudo M>5 sebanyak satu kejadian.
“Gempa bumi signifikan atau dirasakan sebanyak 10 kali kejadian yang terjadi di wilayah Manokwari, Manokwari Selatan dan Bintuni,” jelasnya.
Dedy menerangkan, sesar atau patahan zona aktif meliputi Sesar Sorong, yang memanjang dari wilayah Sorong, Pegungan Arfak (Pegaf) hingga Manokwari, Sesar Ransiki yang melintas di wilayah Manokwari hingga Manokwari Selatan.
“Sejarah kegempaan yang merusak pernah terjadi di wilayah Manokwari terjadi pada 4 Januari tahun 2009 dengan magnitude M 7.6 dan M 7.4 yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 4 orang dan 10 bangunan rusak berat serta memicu tsunami,” imbuhnya.
Ia menambahkan, gempa bumi kuat dapat terjadi sewaktu-waktu mengingat wilayah tersebut merupakan aktif rawan gempa bumi.
“Sehingga masyarakat diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan mitigasi bencana dan selalu memperhatikan informasi resmi yang bersumber langsung dari BMKG untuk meminimalkan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” pungkas Dedy. [SDR-R3]