Manokwari, TABURAPOS.CO – Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere mewakili Mendagri, Tito Karnavian mengambil sumpah dan janji pimpinan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) periode 2023-2028 di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat, Arfai, Manokwari, Rabu (24/1/2024).
Pengambilan sumpah dan janji ini berdasarkan SK Gubernur Papua Barat Nomor: 200.1.4/295/XII/2023 tentang Pengesahan dan Pengangkatan Pimpinan Majelis Rakyat Papua Barat Masa Jabatan 2023-2028 tertanggal 29 Desember 2023.
Dalam SK tersebut, Gubernur Papua Barat menimbang dan memutuskan Judson F. Waprak sebagai Ketua MRPB, Maxsi N. Ahoren sebagai Wakil Ketua, dan Fransina V. Hindom sebagai Wakil Ketua.
Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur mengatakan, semangat MRPB adalah semangat kultural yang komposisinya terdiri dari keterwakilan adat, agama, dan perempuan.
“Tiga unsur ini tidak dapat dipisahkan dari semangat adat dari pada Otonomi Khusus ini. Ada nilai-nilai adat yang dituangkan, kita dapat digunakan untuk mewujudkan sebuah peradaban dan negara kita di masa depan,” kata Temongmere.
Menurutnya, dalam berbagai kesempatan, dirinya selalu menyapa dengan beberapa salam, dengan mengangkat nilai-nilai dasar dari seluruh masyarakat di seluruh tanah Papua, khususnya di tanah Papua Barat.
“Salam ini saya kira perlu diteruskan oleh MRPB untuk memberikan semangat dan motivasi kepada masyarakat kita. Saya selalu menyapa dengan salah satu hati, satu saudara dalam naungan rumah Kaki Seribu,” katanya.
Sebab, lanjut Penjabat Gubernur, ada nilai-nilai budaya yang perlu digali untuk menjadi asset bangsa ini untuk mengisi ke-Bhineka-an yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Diungkapkannya, kalua rumah Kaki Seribu ada nilai yang dapat menerima perbedaan-perbedaan itu, maka tentunya Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika akan hidup dan dapat tetap terpelihara di masa-masa mendatang.
“Saya ke Teluk Wondama, saya menyapa satu hati, satu saudara di atas tanah peradaban tanah Papua di Batu Peradaban, di Bukit Aitumeiri. Nilai ini juga harus ditanamkan dan ditumbuhkan bahwa peradaban itu muncul dari sana,” ujar Temongmere.
Di Kaimana, sambung dia, dirinya menyapa dengan satu hati, satu saudara di bawah genggaman burung Garuda sedang melihat keindahan senja di Kaimana. Di Fakfak, kata Temongmere, menyapa dengan sapaan satu hati, satu saudara dalam semangat nilai Satu Tungku, Tiga Batu.
Ditegaskannya, semua sapaan ini merupakan refleksi untuk mengangkat harkat dan martabat orang asli di tanah Papua, khususnya di tanah peradaban Papua Barat.
“Inilah yang ingin dititipkan kepada MRPB sebagai representasi kultur orang Papua. Bahasa dan suku terlalu banyak di Papua Barat, jadi ketika kita memakai Bahasa, pasti kita berbeda-beda. Tapi, kalau kita menggunakan motivasi dan semangat nilai-nilai budaya, maka kita dapat bersatu dan semakin melebur ke depan. Inilah yang ingin saya titipkan kepada MRPB saat ini,” ujar Penjabat Gubernur.
Sementara itu, Ketua MRPB, Judson F. Waprak mengatakan, pengambilan sumpah dan janji pimpinan MRPB merupakan sesuatu yang sangat sakral, sama dengan pengambilan sumpah dan janji sebagai anggota MRPB.
“Kami bersumpah janji kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengabdi dan melayani NKRI dan orang asli Papua. Saat ini saya mengambil sumpah janji sebagai pimpinan MRPB, wajib kita penuhi dan pertanggungjawabkan dalam bentuk pelaksanaan tugas dan wewenang serta sesuai ketentuan perundang-undangan,” kata Waprak.
Waprak berjanji akan memimpin Lembaga yang mulia ini, Lembaga representasi kultur orang Papua sesuai marwah dan tujuan pemerintah membentuk lembaga ini.
“Kehormatan MRPB, harga diri MRPB, nama baik MRPB atau sebagai marwah MRPB akan saya dudukkan pada tempat tertinggi. Saya juga secara baik dan benar akan menjalankan nilai-nilai dasar pembentuk MPRB yang terkandung dalam setiap ucapan kata sumpah janji kami sebagai anggota dan pimpinan MRPB,” tandas Waprak. [FSM-R1]


















