Manokwari, TABURAPOS.CO – Sektor ekonomi di Papua Barat pada tahun 2023 tercatat mengalami pertumbuhan jika dibandingan dengan tahun 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Marry menerangkan, ekonomi Papua Barat di tahun 2023 tumbuh 3,91 persen, sedangkan tahun 2022 tumbuh 2,10 persen.
“Dengan capaian ini menunjukkan adanya penguatan dan perbaikan kinerja ekonomi dibandingkan kondisi tahun 2022,” jelas Marry saat memaparkan pertumbuhan ekonomi Papua Barat triwulan IV tahun 2023, di Aula BPS Papua Barat, Senin (5/5/2024).
Ia memaparkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ditopang dari sisi produksi dan pengeluaran. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,54 persen.
Lanjutnya, kinerja lapangan usaha industri pengolahan (LNG Tangguh) memiliki andil pertumbuhan 2,83 persen dan aktivitas produksi di lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memberi sumber pertumbuhan 0,92 persen.
Di samping itu, ungkap Marry, permintaan dari sektor ekspor barang jasa yang meningkat menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara c to c sebesar 28,13 persen.

“Selain ekspor barang dan jasa, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,85 persen juga menopang perekonomian tahun 2023 di Papua Barat,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bila dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Papua Barat secara tahunan atau year on year tumbuh 5,89 peren, secara q to q atau quarter to quarter sebesar 3,19 persen.
“Dapat disimpulkan distribusi utama perekonomian Papua Barat tahun 2023 menurut lapangan usaha antara lain, innsdutri pengolahan 28,89 persen, pertambagan dan penggalian 18,56 persen, serta konstruksi 11,40 persen,” ujarnya.
Marry menambahkan, untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Papua Barat tahun 2023 dari dua dasar, yaitu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp97,675,85 miliar, sementara Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 sebesar Rp64,964,02 miliar.
Secara year on year PDRB Papua Barat triwulan IV tahun 2023 berdasarkan ADHB Rp25,302,69 miliar dan ADHK Rp16,725,76 miliar. [SDR-R3]