
Manokwari, TP – Badan Layanan Umum Dearah (BLUD) RSUD Manokwari disarankan melakukan evaluasi kinerja per tiga bulan (triwulan).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, Marthen L. Rantetampang mengatakan, hal itu penting dilakukan karena RSUD Manokwari berstatus BLUD yang bisa mengelola potensi-potensi sebagai pendapatan, dan berstatus sebagai rumah sakit rujukan di Papua Barat.
Rantetampang mengungkapkan, dari sisi manajemen, sebagai BLUD RSUD seharunya dapat menghasilkan pendapatan asli daerah yang bisa membiayai sendiri kebutuhan rumah sakit dan bisa berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah.
Akan tetapi, sambung Rantetampang, yang terjadi saat ini sokongan atau dukungan dana dari pemerintah daerah masih lebih besar dari pendapatan BLUD RSUD Manokwari.
“Dukungan dari pemerintah masih lebih besar, sehingga harus ada evaluasi, dan BLUD RSUD Manokwari masih di bawah atau tanggung jawab Dinas Kesehatan, makanya kami sarankan harus ada evaluasi,” ujar Rantetampang kepada wartawan di RSUD Manokwari, belum lama ini.
Dikatakannya, manajemen BLUD RSUD paling lama harus mengevaluasi program perjalan tiga bulan atau triwulan sekali atau 4 kali dalam setahun dievaluasi, dengan tujuan untuk mengetahui sektor yang mengalami kendala sehingga perlu tindakan.
“Apalagi BLUD inikan sudah berani pasang target pendapatan satu tahunnya berapa. Sehingga, evaluasi itu sangat penting. Dari evaluasi itu secara konprehensif bisa mengetahui target sudah sampai di mana,” pungkasya.
Tidak hanya evaluasi, Kepala Dinkes Manokwari juga menyarankan manajemen BLUD RSUD Manokwari rutin melakukan pertemuan dengan badan pengawas. Sehingga, bisa mendapatkan arahan-arahan untuk mengisi kekurangan atau yang belum maksimal.
Sebelumnya, Sekretaris BLUD RSUD Manokwari, Samjar Manobi menerangkan, sejauh ini dukungan pemerintah sebesar Rp25 miliar lebih untuk pembelian obat, alat kesehatan, operasional rumah sakit dan gaji.
Ia menyebutkan, tahun 2023 BLUD RSUD Manokwari memperoleh PAD murni dari rumah sakit senilai Rp33 miliar dari target Rp36 miliar.
“Tahun kemarin terealisasi Rp33 miliar dari target Rp36 miliar. Tahun ini (2024 red) target sama Rp36 miliar,” pungkas Samjar. [SDR-R3]