Manokwari, TP – Inflasi bulanan (Januari ke Februari) tahun 2024 di Papua Barat, berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, tumbuh sebesar 0,13 persen.
Kepala BPS Papua Barat, Marry menerangkan, telah terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 105,94 pada Januari 2024 menjadi 106,08 pada Februari 2024. Secara tahunan Februari 2023 ke Februari 2024 inflasi sebesar 3,61 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 102,38 persen pada Februari 2023 menjadi 106,08 persen pada Februari 2024.
“Secara year on year terjadi inflasi sebesar 3,61 persen dan secara tahunan kalender terjadi inflasi sebesar 0,76 persen,” jelas Merry saat merilis indikator strategis di Aula BPS Papua Barat, Jumat (1/3/2024). Rilis ini turut dihadiri Pj Gubernur Papua Barat, Ali B. Temongmere dan jajarannya.
Merry menyebutkan, kelompok pengeluaran yang mendorong inflasi bulanan di Papua Barat, diantaranya: kelompok transportasi yaitu tarif angkutan udara (0,08 persen). Sedangkan, komoditas penyumbang utama inflasi, antara lain: beras, tarif angkutan udara, ikan cakalang, bayam dan bawang putih.
Sementara, kelompok pengeluaran inflasi tahunan, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau (2,58 persen) dan komoditas andil terhadap inflasi tahunan, yaitu: beras, tarif angkutan udara, cigarete kretek, bawang putih, dan tomat.

Menanggapi hal itu, Pj Gubernur Papua Barat, Ali B. Temongmere mengatakan, inflasi di Papua Barat mengalami kenaikan baik bulanan maupun tahunan, dan beberapa komoditas lokal ada yang memberi kontribusi terhadap inflasi, seperti bayam, ikan cakalang, dan bawang putih.
“Kalau beras, bawang putih karena kebanyakan bergantung dari luar. Tapi, kalau bayam, ikan cakalang ini dua komoditas yang sebenarnya tersedia di daerah sini,” kata Temongmere.
Oleh karena itu, kata Temongmere, komoditas lokal penyumbang inflasi di Papua Barat, baik inflasi bulanan maupun tahunan, seperti bayam dan ikan cakalang, harus dicarikan solusinya.
“Kebijakan pemerintah akan mendorong petani agar ketersedian sayur bayam. Begitu juga akan mendorong nelayan agar paling tidak ketersedian ikan untuk masyarakat cukup,” ungkapnya.
Temongmere mengatakan, pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap itu semua agar komoditas lokal yang mempengaruhi inflasi bulanan maupun tahunan ada solusinya. “Ini perlu dievaluasi,” pungkas Temongmere. [SDR-R3]