Sorong, TP – Minyak goreng premium merek Minyak Kita yang selama ini dikenal sebagai minyak goreng subsidi pemerintah, hilang di pasaran sejak beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut diperkuat oleh keterangan Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Sorong, Sri Ariandina.Dikatakan Sri Ariandina, selama ini Bulog memang dipercayakan untuk ikut menstabilkan harga minyak goreng di pasaran dengan hadirnya Minyak Kita.

Namun, beberapa bulan terakhir ini pihaknya sudah tidak lagi mendapat pasokan Minyak Kita dari produsen, sehingga menyebabkan kekosongan stok dan minyak tersebut juga hilang dari pasaran.
“Produsen memutuskan untuk tidak memasok ke Sorong lagi karena mengeluhkan biaya kirim yang tinggi. Sebab kalau dipaksakan produsen akan rugi. Sehingga kemungkinan, Minyak Kita juga tidak akan kita lihat lagi di pasaran,” ungkapnya kepada Tabura Pos, Rabu (13/3/2024).
Saat ini, kata Ariandina, produsen Minyak Kita hanya memasok khusus untuk daerah penghasil saja. Misalnya produsen dari Sulawesi hanya memasok untuk wilayah Sulawesi, sementara produsen minyak dari Jawa juga hanya memasok untuk wilayah jawa.

Kendati demikian, Bulog Sorong juga tetap berupaya menghadirkan minyak goreng premium sebagai penyeimbang harga pasar dengan menjadikan Minyak Panamas sebagai Alternatif.
Menurutnya, Minyak Panamas merupakan jenis minyak goreng premium setara Minyak Kita. Namun karena bukan golongan minyak subsidi, maka harga Minyak Panamas tentu lebih mahal.
“Harganya agak beda karena bukan subsidi. Dulu Bulog menjual Minyak Kita ke Rumah Pangan Kita (RPK) dibanderol Rp 12.600 per liter dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter. Sekarang Minyak Panamas kami jual ke pedagang besar seharga Rp 14.600 sampai Rp 14.700 per liter kalau di dalam. Tapi kalau ke luar harganya variatif, karena ada biaya angkutan. Tapi untuk harga jual ke masyarakat sudah tidak ditentukan lagi HET-nya,” rinci Ariandina.
Untuk memudahkan pembelian Minyak Panamas sesuai kebutuhan masyarakat, saat ini minyak goreng premium tersebut tersedia dalam berbagai kemasan.

Diantaranya kemasan refill 800 ml, kemasan botol dan kemasan jerigen 5 liter.Ditambahkan Ariandina, saat ini tersedia cadangan minyak goreng Panamas di Gudang Bulog sebanyak 80.354 liter.
Jumlah tersebut juga akan bertambah dengan kedatangan stok baru guna menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah mendatang.
Disinggung terkait ketersediaan stok yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat, pihaknya mengatakan, bahwa sebenarnya minyak goreng bukan menjadi tugas utama Bulog. Melainkan hanya sebagai pelengkap dan penyeimbang harga pasar.
“Untuk minyak goreng, sebenarnya bukan menjadi tugas utama kami. Tugas utama kami adalah terhadap pasokan dan stabilitas harga beras dan jagung. Tapi kalau nanti terjadi situasi kelangkaan minyak goreng kemudian pemerintah menugaskan ke Bulog, maka kami juga siap,” ujarnya.
Ariandina menambahkan, bahwa Bulog punya dua skema dalam mendistribusikan produknya, yakni skema komersil dan skema Public Service Obligation (PSO). Skema komersil merupakan skema yang mengatur Bulog untuk dapat membeli produk dalam jumlah besar namun juga berkewajiban untuk mampu menjualnya kembali.

“Skema komersil ini termasuk minyak. Jadi kami beli minyak, kami juga dibebankan untuk bisa menjual itu. Sementara skema PSO dikhususkan kepada golongan anggaran, seperti PNS, SPHP dan bantuan pangan. Misalnya skema PSO untuk beras premium,” pungkasnya.[CR24-R3]