Manokwari, TABURAPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, tidak menghalangi honorer kesehatan yang lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).yang ditempatkan di fasilitas kesehatan (faskes) atau puskesmas maupun rumah sakit lain, termasuk ke luar Manokwari.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinkes Manokwari, Marthen L. Rantetampang, saat ditemui Tabura Pos setelah menghadiri peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52 tahun 2024 di Aula PWKI Papua Barat, Kamis (14/3/2024).
Rantetampang mengakui, pada tahun 2023, banyak tenaga honorer kesehatan dari sejumlah fakses di Kabupaten Manokwari yang lolos dalam penerimaan P3K di faskes lain maupun di luar Manokwari.
“Kita (dinas red) tidak bisa tahan mereka untuk tetap bekerja di puskesmas tempat awal dia bekerja, karena formasi yang diikuti adalah formasi umum atau nasional pada tahun 2023,” jelas Rantetampang.
Marthen mengakui, meski nantinya akan terjadi kekurangan tenaga kesehatan di puskesmas tempat kerjanya sebelumnya, namun pihaknya tetap tidak bisa menahan untuk nakes-nakes tersebut untuk tetap bertahan.
“Contohnya di Puskesmas SP IV Prafi, ada sekitar 19 honorer yang lolos P3K dan akan keluar. Kita tidak tahan, tapi kalau masih kerja di situ, itu karena SK-nya belum keluar,” terangnya.
Kepala Dinkes Manokwari menerangkan, yang bisa dilakukan dinas hanya mencari solusi untuk menutupi kekurangan tenaga kesehatan pasca keluarnya P3K dari suatu faskes agar tidak menggangu pelayanan di faskes tersebut.
“Tentu kita akan laporkan ke Pak Bupati, karena kalau terlalu banyak yang keluar tidak baik juga untuk pelayanan di faskes itu. Tergantung Pak Bupati kebijakannya seperti apa, nanti mau bicara bersama kementerian seperti apa,” ungkap Rantetampang.
Ia menambahkan, sejauh ini tenaga kesehatan di setiap puskesmas yang ada di Manokwari bisa dikategorikan pas-pasan, karena kebutuhan tenaga kesehatan di setiap puskesmas sudah diatur dalam sistem oleh puskesmas itu sendiri.
“Kalau mau dibilang kurang tapi cukup, tapi mau dibilang cukup tapi kurang, dan kebutuhan tenaga kesehatan itu mereka yang atur sendiri melalui aplikasi Renbuk atau rencana kebutuhan,” tukasnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan, setiap akhir tahun Kementerian Kesehatan akan menarik data tenaga kesehatan dari aplikasi Renbuk untuk dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan di setiap faskes di seluruh Indonesia.
Untuk itu, Kepala Dinas Kesehatan Manokwari berpesan kepada setiap kepala puskesmas untuk tidak terlambat menginput jumlah kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmasnya masing-masing, agar tidak terjadi kekurangan.
“Permasalahan tahun lalu, mungkin ada puskesmas yang terlambat meng-update Renbuknya maka akan kekurangan tenaga, sehingga begitu ada formasi P3K ada yang lulus, maka akan terjadi kekurangan di situ,” jelasnya.
Menurut Rantetampang, kekurangan tenaga kesehatan di setiap puskesmas yang ada di Manokwari, kemungkinan baru bisa tertutupi di tahun ini karena direncanakan akan ada penerimaan formasi P3K formasi umum lagi tahun ini. [SDR–R3]
