Manokwari, TP – Eduard Toansiba, SH, MAP, Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Pembangunan dan Otonomi Khusus (Otsus) tidak pernah meyangka bisa diberikan kepercayaan dan tanggung jawab menjadi Plt. Sekretaris DPR (Sekwan) Papua Barat.
Pria kelahiran Tridaga, 4 April 1981 ini mengaku, tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan bukan semata-mata hanya memberikan pelayanan terhadap pimpinan dan anggota DPR Papua Barat.
Namun, lanjut Toansiba, lebih dari itu, kehadirannya di lingkungan Sekretariat DPR (Setwan) Papua Barat untuk menata kembali administrasi, sekaligus memulihkan nama baik lembaga, DPR Papua Barat.
Apalagi, ungkap dia, semua pihak saat ini sedang melirik adanya dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) di lingkungan Setwan.
“Saya tidak pernah berpikir jabatan ini, tetapi Tuhan mengirimkan saya ke sini untuk menduduki jabatan Sekretaris DPR Papua Barat,” kata Toansiba kepada Tabura Pos di ruang kerjanya, Kamis (21/3/2024).
Selain melayani pimpinan dan anggota DPR Papua Barat, sambunbg Toansiba, dirinya juga bertanggung jawab terhadap Gubernur Papua Barat sekaligus mencatatkan orang Arfak pertama yang menduduki jabatan sebagai Plt. Sekwan.
Putra dari pasangan Maju Toansiba dan Demeduh Toansiba ini mempercayai, kalau setia pada pekerjaan kecil, maka Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi bagi siapa saja yang setia pada perkara yang kecil.
Toansiba mengisahkan, sebenarnya dirinya bercita-cita menjadi seorang jaksa dan itu terjawab setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari pada 2004 silam.
Salah satu putra terbaik dari Suku Souw, Arfak, ini mengungkapkan, kala itu, ada seleksi calon jaksa di Provinsi Irian Jaya (sekarang Provinsi Papua), maka dirinya memutuskan untuk mengikuti seleksi tersebut.
Dari sekian peserta yang mengikuti seleksi, ternyata namanya lolos, tetapi dirinya diharuskan membayar biaya pendidikan jaksa sebesar Rp. 30 juta. Sayang, kata anak ketiga dari tujuh bersaudara ini, dirinya tidak mempunyai uang sebanyak itu.
Akhirnya, namanya pun digantikan seorang temannya yang lolos seleksi. Kegagalan akibat keterbatasan ekonomi itulah, maka alumni SD YPG Pegunungan Arfak ini memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Pegunungan Arfak (Pegaf).
Pada 2005-2006, ia kembali ke Manokwari untuk mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Provinsi Irian Jaya Barat (kini Provinsi Papua Barat).
“Ya puji Tuhan, saat itu saya dinyatakan lolos seleksi CPNS dan pertama kali ditempatkan di Bawasda yang sekarang menjadi Inspektorat selama 6 tahun sampai menduduki jabatan Kepala Seksi Pengawasan Anggaran,” kata Toansiba.
Lanjut Plt. Sekwan, pada 2012, dirinya memilih untuk meninggalkan jabatan tersebut dan melanjutkan pendidikan magister di Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta dengan Program Studi (Prodi) Manajemen Pembangunan Daerah dan menyelesaikan studi pada 2014.
Ayah dari 3 orang anak ini menambahkan, pada 2015, dirinya dipromosikan lagi sebagai Kepala Seksi pada Biro Perekonomian Setda Provinsi Papua Barat yang kala itu dipimpin Piet Sayori.
Di Biro Perekonomian, Toansiba diberikan tanggung jawab sebagai Kepala Bagian hingga 2018. Pada tahun tersebut, alumni SMP Negeri Anggi ini memutuskan mengikuti program Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan pada 2019, mengikuti uji kompetensi lelang jabatan Kepala Biro Administrasi Pelaksanaan Otonomi Khusus, Setda Provinsi Papua Barat.
“Saat itu saya ikut lelang jabatan eselon II, tetapi karena usia saya masih muda, sehingga saya tidak lolos. Akhirnya saya kembali melakukan aktivitas di KONI Papua Barat sebagai Sekretaris sejak 2017 sampai 2019. Karena sudah tidak aktif lagi, saya kembali aktif di Biro Perekonomian,” jelas Toansiba.
Menurut alumni SMA Yapis Manokwari ini, pada 2021, dirinya mengikuti seleksi lelang jabatan eselon II sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Papua Barat dan lolos untuk menduduki jabatan tersebut dengan usia 40 tahun.
Ditambahkan Toansiba, pada 2023 sampai sekarang, dirinya dipercayakan sebagai Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Pemerintahan dan Otonomi Khusus, dan pada 2024, dipercayakan untuk menduduki jabatan Plt. Sekwan Papua Barat, terhitung 2 Februari 2024.
Dikatakannya, mungkin banyak orang yang iri hati, karena mereka menilainya masih anak kecil atau anak kemarin, tetapi bisa diberikan kepercayaan mewakili Gubernur.
“Salah bicara, itu menurut kamu. Jujur, saya lebih senang dibenci orang, tetapi saya percaya, Tuhan akan mengangkat kita lebih tinggi. Makanya, saya lebih senang dibenci orang daripada dipuja-puji,” pungkas Toansiba. [FSM-R1]



















