Manokwari, TP – Para pendiri Asosiasi Pengusaha Asli Papua (ASPAP) pada 2001, bermufakat untuk menyerahkan mandat terhadap Benny Fonataba sebagai Ketua Umum ASPAP Provinsi Papua Barat, di Sanggeng, Kabupaten Manokwari, Sabtu (30/3/2024).
Pendiri sekaligus pemegang mandat, Benny Fonataba mengatakan, para pendiri ASPAP sudah bersepakat dan menyerahkan mandat kepadanya untuk menjalankan ASPAP sebagaimana tujuan awal pendirian ASPAP sesuai perubahan SK Menteri Kehakiman RI dan perubahan akta dengan Nomor: C.51.HT.03.01 Thn 1995 tertanggal 14 Februari 2001.
Kala itu, ungkap dia, ASPAP dipimpin almarhum, Yusup Sawai, tetapi sejak 2019, ketika Ketua Umum ASPAP Papua Barat, Yusup Sawai berhalangan tetap, para pendiri ASPAP tidak mengambil alih untuk memberikan mandat kepada para pendiri lain untuk menjalankan ASPAP.
“Proses ini yang tidak dilakukan oleh para pendiri ASPAP ketika Ketua ASPAP berhalangan tetap. Tidak adanya proses lanjut, sehingga anaknya menjalankan ASPAP dan mendapatkan perhatian dari pemda, tetapi secara hukum, tidak ada legitimasi baginya sejak tahun 2019 sampai sekarang,” jelas Fonataba kepada Tabura Pos di salah satu kafe di Manokwari, Senin (1/4/2024).
Untuk itu, kata Fonataba, sejak 2023, para pendiri ASPAP telah bersepakat menyerahkan mandat terhadapnya sebagaimana surat mandat yang ditandatangani 8 orang mewakili 16 pendiri ASPAP tertanggal 13 Februari 2023, tetapi satu dan lain hal, maka penyerahan baru dilangsungkan di Sanggeng, Sabtu (30/3/2024).
“Kondisinya seperti ini, kita tidak tahu AD/ART ASPAP, tidak tahu ada di mana, tetapi yang jelas, AD/ART terdaftar di Kesbangpol, tetapi juga di notaris Handoko dan saat ini yang ada pada kami akta perubahan yang asli,” jelas Fonataba.
Diceritakan Fonataba, sejak 1999, Provinsi Irian Jaya (saat ini Provinsi Papua) dilakukan pelatihan manajemen terhadap pengusaha asli Papua di Kota Sorong ketika mereka berangkat menumpang KM Umsini.
Ditambahkannya, para pengusaha asli Papua di Manokwari berdiskusi dan membentuk himpunan pengusaha asli Papua di atas KM Umsini. Sejak itu, belum banyak pengusaha asli Papua, hanya ada asosiasi nasional, Kadin dan Gapensi.
“Waktu itu belum ada pengusaha asli Papua, jadi kita yang bergabung di Kadin maupun Gapensi sepakat membentuk himpunan dan kini menjadi ASPAP,” terangnya.
Setelah dirinya menerima mandat ini secara resmi, kata Fonataba, maka dirinya mulai melengkapi administrasi demi pengembangan ASPAP secara professional dan mandiri.
“Kami sebagai Asosiasi Pengusaha Asli Papua yang pertama yang berdiri sebelum adanya kebijakan Otonomi Khusus (Otsus). Kami sepakat akan menjalankan ASPAP sesuai visi, misi, dan AD/ART. Persatuan itu penting, tapi kami akan jalan sesuai versi kami,” katanya.
Menurutnya, ASPAP mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di berbagai bidang dengan dirangkulnya pendiri ASPAP, maka ASPAP tidak bergerak di bidang konstruksi saja, tetapi juga akan mengembangkan UMKM.
“Sebagai program awal, kita akan membangun 40 kandang ayam petelur sebagai pilot project dari program ASPAP di bidang UMKM. Jadi, anggota ASPAP yang lahannya siap akan dibangun kandang an bibit ayat petelur,” tutup Fonataba. [FSM-R1]