Manokwari, TP – Sejak berdiri pada 1999, Asosiasi Pengusaha Asli Papua (ASPAP) Papua Barat sudah mempunyai generasi sebagai penerus sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di berbagai sector usaha, baik jasa kontsruksi maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sekretaris ASPAP Papua Barat, Fransiscus L.T. Wairara mengatakan, sebagai generasi muda, dirinya bersama rekan-rekannya merasa bangga, karena berdirinya ASPAP sebelum kehadiran Otonomi Khusus (Otsus).
Dikatakannya, ASPAP merupakan asosiasi atau perkumpulan pengusaha asli Papua yang didirikan sejak Provinsi Irian Jaya, jauh sebelum ada asosiasi-asosiasi pengusaha Papua lain.
“ASPAP ada karena ide dan gagasan dari orang tua kami yang saat itu terdiri dari 16 orang yang didokumentasikan dalam akta pendirian ASPAP. Sebagian dari orangtua kami sudah almarhum dan ada juga yang masih hidup sampai sekarang bersama-sama dengan kami,” kata Wairara kepada Tabura Pos di salah satu kafe di Manokwari, belum lama ini.
Dirinya menjelaskan, para orangtua yang mendirikan ASPAP telah bersepakat untuk menghidupkan lagi ASPAP sebagaimana ketika berjaya pada 1999 hingga 2000.
“Mereka sudah mengumpulkan kami anak-anak sebagai penerus ASPAP untuk melanjutkan misi mereka untuk kembali mengelola ASPAP ini sebagaimana saat berjaya di kala itu dan sangat baik di mata pemerintah dari dulu sampai sekarang,” katanya.
Ditambahkannya, penerus ASPAP saat ini datang dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, khususnya di bidang usaha, ada berlatar belakang kontraktor, konsultan perencanaan, pengusaha UMKM dan sebagainya.
Wairara menerangkan, ASPAP yang diteruskan generasi sekarang, tidak hanya bergerak di bidang jasa kontraktor dan konsultan perencanaan, tetapi ada juga pengembangan UMKM secara mandiri.
“Kami generasi ini ingin menjadi pengusaha lokal yang mandiri, bergerak di bidang kelautan, perikanan, peternakan, dan sektor lain. Tujuan kami bisa berkembang secara mandiri dan bersaing di tingkat lokal, bahkan nasional,” tukasnya.
Saat ini, sambung dia, ASPAP Papua Barat mempunyai SDM yang tidak diragukan lagi. “Kami ingin semua menjadi pengusaha asli Papua yang mandiri dan kehadiran kami bukan menjadi tandingan asosiasi pengusaha Papua lain,” pungkas Wairara. [FSM-R1]


















