Sorong, TP – Lapas Kelas II B Sorong berkolaborasi dengan Universitas Terbuka (UT) Sorong untuk meningkatkan program pembinaan kemandirian dengan mengupayakan pendidikan sarjana gratis terhadap warga binaan.
Direktur UT Sorong, Dr. Muhlis Hafel menjelaskan, program kerja sama yang akan dijalin merupakan implementasi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan.
Lanjut dia, direncanakan penandatanganan kesepakatan akan dilakukan dalam waktu dekat untuk mengejar waktu masuk tahun ajaran baru antara Juni – Juli 2024.
Dalam rapat koordinasi antara Lapas Sorong dan Direktur UT Sorong, Selasa (2/4/2024), disebutkan bahwa bukan hanya warga binaan, bagi pegawai Lapas yang belum menempuh pendidikan perguruan tinggi bisa direkomendasikan mengikuti program itu.
Sementara Kalapas Kelas IIB Sorong, Manuel Yenusi menambahkan, program ini digagas untuk menciptakan formulasi baru dalam upaya peningkatan kemandirian warga binaan. Sebab, menurutnya, Lapas bukan tempat yang disiapkan oleh negara untuk menghukum pelaku kriminalitas, melainkan wadah membina kepribadian mereka.
Oleh sebab itu, ia menegaskan, Lapas Sorong selalu meramu dan melaksanakan serangkaian program pembinaan untuk warga binaan agar menjadi bekal bagi mereka di kemudian hari. Dengan demikian, maka warga binaan tidak lagi minder dengan statusnya saat nanti kembali ke masyarakat.
“Kami tidak ingin warga binaan menghabiskan waktu di Lapas secara sia-sia, maka kita coba gagas program kuliah gratis ini. Kalau masyarakat di luar harus bayar mahal untuk dapat gelar sarjana, maka warga binaan di sini lain. Bisa jadi sembari menjalani masa tahanan, kemudian setelah bebas malah langsung menyandang gelar sarjana. Ini sangat luar biasa,” kata Kalapas.
Ia menyebut, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, tembok penjara tidak boleh menjadi penghalang. Apalagi, mendapat pendidikan adalah hak siapa saja.
“Warga binaan tidak boleh dibatasi mengembangkan diri pada hal-hal positif. Dengan kesalahan yang diperbuat, tidak serta-merta seluruh hak warga binaan sebagai manusia dicabut secara semena-mena, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan. Itu bagian dari hal paling mendasar yang harus mereka dapat,” jelas Kalapas.
Ia menambahkan, pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap sejumlah warga binaan yang akan menjadi calon mahasiswa program S1. Diharapkan, melalui program ini, Lapas Sorong bisa melahirkan intelektual baru dari balik jeruji besi. [CR24-R1]