Manokwari, TP – Pesawat Cessna 208 Caravan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat yang dikelola BUMD PT Papua Doberay Mandiri (Padoma), dikabarkan tergelincir di Pugapa, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari, Yan C. Warinussy, SH menyayangkan, aset milik Pemprov yang dikelola atau disewakan dengan mitra PT Rejeki Alam Sari itu, terkesan dibiarkan terbengkalai dan tidak bisa melakukan penerbangan lagi.
Untuk itu, ia mendesak aparat penegak hukum di Papua Barat melakukan penyelidikan atas informasi kerusakan pesawat milik Pemprov yang kini dikabarkan berada di Pugapa, Paniai tersebut.
Diungkapkannya, pesawat yang tergelincir dan keluar dari landasan pacu serta diduga mengalami kerusakan cukup parah sampai sekarang belum dievakuasi atau diperbaiki lagi.


Ia mengatakan, pesawat yang diduga disewa mitra bisnis tersebut dikabarkan dipakai untuk mengangkut logistik dari Kabupaten Nabire ke beberapa wilayah pedalaman Papua Tengah sejak 2022 atau 2023 lalu.
“Aset ini terkesan tidak dipedulikan lagi sampai saat ini tidak jelas. Hasil sewa pesawat dan dari usaha yang dilakukan, pendapatan atau keuntungan yang diperoleh Pemprov, tidak jelas. Kalau ada keuntungan, masuk ke mana,” katanya dengan nada tanya kepada Tabura Pos via ponselnya, semalam.
Ditambahkan Warinussy, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua pernah melakukan penyelidikan dugaan mark up pembelian pesawat dari pabriknya di Amerika Serikat.
Namun, kata dia, kasusnya tidak jelas sampai Kejati Papua Barat berdiri sekarang. Untuk itu, ia meminta alangkah baiknya, penegak hukum, baik Kejati maupun Polda Papua Barat bisa menelusurinya lagi.
“Perlu juga ditelusuri aspek pengelolaan pesawat ini karena belum diketahui income-nya bagi Papua Barat selama ini. Padahal, setiap tahun Pemprov memberi penyertaan modal bagi PT Padoma,” tandas Warinussy. [FSM-R1]