Manokwari, TP – Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan berharap dalam perekrutan 1.000 calon Bintara Polri pada 2024 di Polda Papua Barat, ada persentase khusus antara orang asli Papua dan non Papua.
Dirinya mengapresiasi Polda Papua Barat terkait adanya rencana penerimaan 1.000 calon Bintara, tetapi pada penerimaan ini, diharapkan ada persentase, misalnya 70-80 persen orang asli Papua dan 20-30 persen untuk non Papua.
Lanjut dia, untuk kuota bagi non Papua, Polda Papua Barat bisa melihat bidang dan kompetensi yang tidak dimiliki orang asli Papua untuk mengisi posisi tersebut atau disesuaikan dengan kebutuhan.
“Saya harap juga non Papua ini memang orangtuanya sudah lama di sini atau lahir, besar di sini dan hatinya untuk Papua,” imbuh Mandacan dalam acara buka puasa bersama Polda Papua Barat di Aston Niu Hotel, Manokwari, Sabtu (7/4).
Menyikapi permintaan itu, Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny E. Isir menjelaskan, terkait perekrutan Bintara Polri 2024, Polda Papua Barat mendapatkan kuota 1.000 orang.

Menurutnya, besarnya kuota yang diberikan Mabes Polri untuk Polda Papua Barat, menjadi momentum seluruh masyarakat, khususnya anak-anak yang ingin menjadi anggota Polri dan harus dimanfaatkan dengan baik.
“Tapi ingat, ada beberapa syarat khusus untuk kita yang ada di Papua ini, seperti usia dan ijazah,” kata Isir.
Dijelaskannya, penerimaan Bintara Polri dengan kuota 1.000 orang, merupakan salah satu kebijakan dengan melihat situasi dan konteks di Papua.
Sebagai informasi, ungkap Kapolda, pada 2025, polda Papua Barat Daya sudah ada, sehingga perekrutannya tersendiri, tetapi sekarang masih ditangani Polda Papua Barat.
“Ini momentum dan tidak ada terulang kembali. Mari manfaatkan dengan baik,” kata Kapolda.
Sekaitan dengan persentase tersebut, Isir mengatakan, dirinya mempunyai kebijakan 70 persen untuk orang asli Papua dan 30 persen untuk non orang asli Papua yang memang mempunyai hati di Papua. [AND-R1]