Manokwari, TP – Pekerjaan perpanjangan runway Bandara Rendani, Manokwari sudah selesai dikerjakan, bahkan sudah dilakukan syukuran oleh Badan Layanan Umum (BLU) Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Rendani.
“Penggunaan runway, kita tinggal satu tahap lagi yakni pengajuan Aeronautical Information Publication (AIP) ke seluruh bandara. Itu sedang kita naikkan,” kata Kepala BLU UPBU Kelas II Rendani, Havandi Gusli kepada para wartawan di kantornya, Selasa (16/4/2024).
Ia menjelaskan, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengeluarkan keputusan runway baru Bandara Rendani sudah bisa digunakan. “Sekarang tugas bandara untuk mengajukan publikasinya,” kata dia.
Dikatakannya, dokumen AIP dikeluarkan AirNav Indonesia, dimana jika dokumen itu sudah dikeluarkan, maka dipastikan runway baru sudah bisa digunakan.
“Kenapa harus dipublikasikan, karena semua maskapai, pilot harus tahu kalau Bandara Rendani sudah berubah, runway-nya sudah lebih panjang,” katanya.

Ia menjelaskan, penyebaran AIP bukan sekedar memberi tahu tentang kondisi terbaru Bandara Rendani, juga menjadi pertimbangan pilot dalam mengambil keputusan ketika kondisi darurat.
Gusli mencontohkan, misalnya, pesawat dari Filiphina menuju Australia, pasti melintas di atas Papua dan jika tiba-tiba ada gangguan mesin, tentu membutuhkan landing darurat.
“Setelah dilihat bahwa Bandara Rendani, Manokwari yang terdekat, informasi tentang kondisi bandara sudah diketahui, maka pilotnya tinggal kontak tower untuk pendaratan darurat. Itu dibolehkan,” terang Gusli seraya mengatakan, runway Bandara Rendani sekarang mencapai 2.300 meter, ada penambahan 300 meter.
Terminal Masuk Daftar Prioritas
Dirinya menambahkan, sedangkan untuk pengembangan terminal, akan direalisasikan. Sebab, pengembangan terminal sudah menjadi program Pemerintah Pusat untuk mengembangkan Bandara Rendani sebagai dukungan perekonomian di wilayah Papua.
“Tahun 2025, kita akan membangun terminal yang baru, mudah-mudahan bisa berjalan lancar,” katanya.
Gusli menegaskan, pihaknya belum bisa memastikan tipe dan anggaran yang dibutuhkan, tetapi dipastikan sudah masuk dalam program prioritas di Bappenas pada 2025.
“Nanti ada tim perhitungan dan tipe bandaranya, mungkin mudah-mudahan dengan 3 garbarata,” katanya. [SDR-R1]