Manokwari, TP – Hilman, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun, terpaksa berhenti bersekolah dan ‘menggadaikan’ masa depannya demi membantu perekonomian keluarga.
Pengorbanan Hilman ini menjadi kisah yang inspiratif agar setiap orang selalu bersyukur, rela berkorban, dan tetap bersemangat dalam menjalani kehidupannya masing-masing.
Anak kedua dari 4 bersaudara ini, mengaku tinggal di salah satu rumah kontrakan di daerah Wosi Pantai, Kabupaten Manokwari, bersama sang ibu dan kedua adiknya. Lanjut Hilman, kakaknya sekarang berada di Timika, sedangkan ayahnya sudah meninggal.
Diakuinya, saat ini kondisi perekonomian keluarga memang kurang baik, apalagi sang ibu tidak bekerja dan sang kakak pun masih mengganggur di Timika, di tengah kebutuhan hidup yang terus meningkat.
Kondisi inilah yang membuat Hilman tidak mau menjadi beban sang ibu. Oleh sebab itu, Hilman memutuskan berhenti bersekolah ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMP, beberapa bulan lalu.
Meski sudah berhenti bersekolah, ternyata pengorbanannya, tidak banyak mempengaruhi kondisi ekonomi keluarga. Untuk itu, pada akhir Desember 2023, ia memutuskan untuk berjualan Jalankote yang dibuat sang ibu.
“Ibu saya yang buat Jalankote-nya, terus saya yang jualin,” ucap Hilman yang ditemui Tabura Pos di Wosi, Jumat (19/4/2024).
Meski mengaku masih senang bermain seperti bocah lain, tetapi hal tersebut tak memungkinkan, sehingga waktunya sudah habis untuk berjualan Jalankote.
Dalam menjajakan Jalankote, Hilman harus berjalan kaki dari Wosi ke Borobudor dan kembali lagi ke Wosi. “Saya jualan di sekitar Wosi sampai Borobudur. Jalan kaki setiap hari. Kadang habis, kadang tidak. Kalau habis, dapatnya Rp. 300.000,” rinci Hilman.
Ia mengaku memang sering merasa kelelahan, tetapi kelelahannya tersebut tidak bisa mengalahkan semangatnya untuk membantu perekonomian keluarga, sehingga harus tetap berjualan Jalankote yang bisa membantu kebutuhan sehari-hari.
Hilman mengaku tidak menyesal mengorbankan sekolah dan ‘mengubur’ impiannya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, karena apa yang dilakukannya sekarang, sudah banyak membantu kebutuhan keluarga.
“Bapak ku sudah meninggal. Saya bantu ibu jualan. Tidak apa-apa, kalau saya berhenti sekolah, saya bantu ibu ku,” ungkap Hilman.
Dirinya berharap, apa yang dijalaninya ini bisa menjadi inspirasi banyak orang agar selalu bersyukur, berkorban, dan tetap bersemangat mengerjakan apapun. [AND-R1]



















