Manokwari, TP – Papua Youth Creative Hub (PYCH) dan PRISMA menjalin kerja sama untuk menggelar kegiatan Tanah Papua Youthpreneur Summit di salah satu hotel di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa (23/4/2024).
Kegiatan ini mengusung tema: ‘Kitong Muda, Kitong Bisa’, dihadiri perwakilan PRISMA dan anggota PYCH dari lima provinsi di tanah Papua, dengan narasumber Pimpinan Departemen PPK Bank Papua Cabang Manokwari, Gomgom S.M Simanjuntak dan mentor agrobisnis pendiri perusahaan pemasok sayuran dari Jawa Barat, Rici Solihin.
Ketua Umum PYCH, Simon Tabuni menjelaskan, PYCH kembali mengukir sejarah dalam usaha pengembangan ekonomi masyarakat orang asli Papua dengan menggelar Tanah Papua Youthpreneur Summit.
Menurutnya, kegiatan ini adalah ajang wirausaha muda anggota PYCH dari lima provinsi di tanah Papua untuk saling berbagi ide dan pengembangan kreativitas, berkolaborasi bersama PRISMA untuk meningkatkan produktivitas petani kecil.
Selaras dengan tujuan PYCH untuk menciptakan 100 wirausahawan baru, sambung Tabuni, PYCH dan PRISMA berkolaborasi untuk menarik minat pemuda Papua agar menjajal bisnis di sektor perdagangan sayuran, sekaligus memberdayakan mama-mama petani.
Tabuni yang juga pendiri Anggi Mart, toko sayur pertama di Papua yang dikelola oleh orang asli Papua, mengatakan, melalui lokakarya ini, para pengusaha muda bisa mempelajari model bisnis inklusif, seperti pola kerja sama Anggi Mart dan petani orang asli Papua di kawasan Pegunungan Arfak.
“Saya berharap wirausaha muda yang hadir dapat mereplikasikan inovasi ini ke daerah masing-masing, sehingga akses petani terhadap pasar meningkat,” ungkapnya.
Sebelumnya, perwakilan PRISMA, Aryo menuturkan, PRISMA adalah program kemitraan di antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia, dimana Pemerintah Australia diwakili DFAT dan Pemerintah Indonesia diwakili Bappenas.
Menurutnya, program kemitraan ini sudah dijalankan kurang lebih sekitar 10 tahun dan tahun ini adalah tahun terakhir program PRISMA yang sudah dimulai sejak 2014.
Dirincikan Aryo, program PRISMA dilakukan pada enam provinsi, yaitu: Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, NTB, dan tanah Papua.
Ditambahkannya, tujuan utama program PRISMA adalah meningkatkan pendapatan sebanyak 1 juta petani di wilayah Indonesia bagian timur melalui kerja sama antara PRISMA dan sektor swasta, pelaku bisnis, UMKM, termasuk sektor publik, diantaranya ada lembaga, institusi, universitas, dan pemerintah daerah.
Khusus di tanah Papua, ungkap Aryo, petani yang dicoba untuk ditingkatkan pendapatannya adalah petani sayuran melalui kerja sama bersama perusahaan dan aktor dari sisi pemasaran, termasuk diantaranya kalau di Manokwari, toko sayur.
“Jadi, tujuan kegiatan kita hari ini ingin sama-sama mendiskusikan peluang, tantangan, dan hambatan dalam mengembangkan sektor sayuran, terutama dari sisi pemasarannya,” jelas Aryo.
Ia mengutarakan, PRISMA adalah salah satu inisiator, bagaimana caranya memberdayakan petani lokal melalui kerja sama dengan sektor swasta.
Untuk itu, Aryo berharap peserta kegiatan bisa mengadopsi pendekatan PRISMA dan memodifikasinya sehingga bisa diterapkan dalam konteks lokal di daerah masing-maisng.
“Pengalaman saya di bidang pertanian kurang lebih 15 tahun mendampingi UMKM, khusus sektor bisnis dan petani sayuran melalui program pemberdayaan masyarakat di berbagai lembaga, mulai dari tanah Papua sampai Semarang, Jawa Tengah,” katanya.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan PRISMA pada 2019, menunjukkan hanya 1 dari 5 orang pedagang sayuran di wilayah Papua yang merupakan orang asli Papua dan lebih 50 persen kebutuhan sayuran masih didatangkan dari luar wilayah.
Lanjutnya, hal tersebut mengindikasikan peluang usaha yang bisa diraih generasi muda orang asli Papua dengan terjun langsung ke dalam bisnis perdagangan sayuran.
Sedangkan peserta dari Wamena, Papua, Semuel Pigai mengatakan, kendala permodalan dan pemasaran untuk mengembangkan usaha di Papua.
“Mendengar langsung dari para pelaku bisnis yang lebih senior tentang bagaimana mengembangkan usaha sayuran di Papua, saya jadi terinspirasi untuk mengembangkan usaha serupa di Wamena,” tandas Pigai. [AND-R1]