
Manokwari, TP – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, Nelles Dowansiba mengatakan rencana pembangunan pariwisata merujuk pada rencana induk pembangunan pariwisata Provinsi Papua Barat, teridiri dari pembangunan perwilayahan pariwisata yang meliputi pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasana dan fasilitas pariwisata, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan investasi pariwisata.
Sedangkan, pembangunan pariwisata di bidang industri menyangkut penguatan struktur industri pariwisata, peningkatan daya saing produk pariwisata, pengembangan kemitraan usaha pariwisata, pengembangan kredibilitas bisnis dan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dari segi pemasaran diarahkan pada pengembangan pasar wisatawan, pengembangan citra wisata, pengembangan kemitraan pariwisata dan pengembangan promosi pariwisata. Selanjutnya, dari segi kelembagaan diarahkan pada penguatan organisasi kepariwisataan, pembangunan SDM pariwisata, pengembangan regulasi dan mekanisme operasional.
Dijelaskan Dowansiba, sesuai visi rencana induk pembangunan pariwisata daerah (Rinpparda) di atas, pembangunan pariwisata secara nasional untuk tahun 2025-2045, terfokus pada Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak terkiat pengembangan Desa Wisata burung pintar di Kampung Kwau, Distrik Mokwam, dikarenakan sudah menerima Record Muri terkiat salah satu lokasi tujuan wisatawan lokal dan internasional terbanyak di Indonesia.
Untuk pembangunan sektor pariwisata, secara khusus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat berfokus pada pembangunan pariwisata berbasis kearifan lokal, sebagaimana yang diserukan Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Tamongmere, ‘Salam satu hati, satu sodara, di bawah naungan rumah kaki seribu’.
Memakai seruan itu, Dowansiba mengutarakan pembangunan pariwisata di Provinsi Papua Barat tentu berfokus pada pembangunan pariwisata berbasis kearifan lokal, sebagaimana yang menjadi target dan perencanaan adalah pembangunan Rumah Adat Kaimana di lokasi wisata Teluk Triton dilengkapi fasilitas pendukung seperti Home Stay, Plaza kuliner dan lainnya.
Selain Kabupaten Kaimana, perencanaan pembangunan pariwisata berbasis kearifan lokal juga direncanakan terpusat di Kabupaten Pegunungan Arfak yakni membangun Rumah adat Kaki Seribu berbasis modern yang dilengkapi dengan wisata perkebunan kopi khas Arfak dan komuditi lokal lainnya, termasuk menyediakan Home Stay dan kolam pemancingan dengan memanfaatkan Danau Anggi.
Meski memiliki perencanaan yang matang mengacu pada Rinpparda, dia mangakui, masih banyak kendala yang menghambat pembangunan pariwisata di Provinsi Papua Barat, seperti minimnya anggaran untuk menggenjot pembangunan pariwisata dan kurangnya sinergitas antara OPD terkait dengan dinas yang dia pimpin.
“Contoh kecil saja, soal pengembangan wisata Gunung Meja di Anggori, Manokwari. Dinas Pariwisata hanya jalan dengn program sendiri, padahal harusnya ada dukungan pembangunan infrastruktur dari PUPR, DLH, Kehutanan dan dinas lainnya,” ucap Dowansiba kepada Tabura Pos di ruang kerjanya, Senin (6/5).
Kendala lain yang dia hadapi adalah adanya tumpang tindih program yang tidak tepat sasaran, seperti pembangunan sarana-prasarana Gazebo yang seharusnya menjadi kewenangan dinasnya, justru program yang sama juga diselenggarakan oleh dinas lainnya.
Ia menambahkan, rencana pembangunan pariwisata daerah di Provinsi Papua Barat, pihaknya juga melirik wisata gunung botak, Manokwari Selatan, karena berada pada segitu emas yang menghubungkan Kabupaten Pegaf, Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Kabupaten Manokwari. Begitu juga dengan pengembangan kawasan wisata bukit Peradaban Aitumere dan Kepulauan Roon di Kabupaten Teluk Wondama.
Sayangnya, untuk mewujudkan semua itu, juga perlu ada penguatan internal yaitu penguatan SDM pariwisata, karena dengan adanya tenaga ahli pariwisata yang bekerja di bidangnya sendiri maka pembangunan pariwisata akan menjadi tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat sendiri.
“Ini menjadi catatan penting untuk Pimpinan Daerah, setiap tahun harus merekrut tenaga ahli pariwisata dan arkeologi untuk bidang kebudayaan, supaya beban tugas di dinas bisa berjalan dengan baik dan bisa membangun masyarakat sadar wisata, supaya mendapatkan PAD bagi daerah,” tugas Dowansiba. [BOM]