Sorong, TP – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya (PBD) menyerahkan 6 dari 8 kendaraan angkutan mama-mama Papua ke setiap kepala daerah se-Provinsi Papua Barat Daya, Jumat (17/5/2024).
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa’ad menjelaskan, kendaraan angkutan ini dihadirkan untuk mendukung mobilisasi dan aksebilitas mama-mama Papua ketika mengangkut hasil kebun untuk dijual ke pasar.
Dikatakannya, operasional keenam unit kendaraan angkutan itu akan dipercayakan ke setiap kepala daerah, sedangkan 2 unit kendaraan angkutan lain akan dikelola Pemprov PBD melalui Dinas Perhubungan Provinsi PBD.
“Mama-mama Papua yang mau pergi membawa hasil kebunnya ke pasar, boleh naik mobil ini. Gratis, sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya. Operasional di kabupaten atau kota nanti diatur oleh pemda masing-masing. Namun khusus di wilayah perkotaan, selain satu unit mobil angkutan yang dikelola Pemkot Sorong, ada juga tambahan 2 unit lagi yang dikelola Dishub PBD,” ungkap Musa’ad.
Dengan tambahan 2 unit kendaraan angkutan yang dikelola Pemprov PBD, maka total angkutan pasar mama-mama Papua yang beroperasi di wilayah Kota Sorong berjumlah 3 unit angkutan kendaraan. Angkutan kendaraan itu nanti akan difokuskan untuk melayani mobilisasi dari dan menuju pasar-pasar resmi.

“Diutamakan mendukung mobilitas di pasar resmi. Sebab, jika diakomodasikan ke pasar kaget di pinggiran jalan, dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan serta menghambat pelayanan umum lain. Jadi 3 unit di perkotaan untuk mem-back up operasional pedagang di Pasar Sentral Remu dan Pasar Modern Rufei. Kalau di daerah, ada Pasar Induk Mariat di Kabupaten Sorong yang juga bisa dilayani atau Pasar Kajase di Sorsel dan pasar resmi lain di setiap daerah,” papar Penjabat Gubernur.
Menurutnya, selama ini mama-mama pedagang orang asli Papua sudah berjuang keras untuk menyejahterakan keluarga dan menumbuhkan perekonomian daerah. Oleh sebab itu, Pemprov merasa bertanggung jawab ikut memberi pelayanan yang terbaik bagi masyarakat pedagang orang asli Papua.
“Ini adalah upaya pemerintah dalam memberikan angkutan yang layak bagi masyarakat pedagang OAP supaya mereka bisa berjualan tanpa harus terbebani biaya transportasi. Kadang mereka bayar ongkos transportasi mahal, tetapi kurang safety. Ada yang jalan pakai ojek dengan barang bawaan yang banyak. Ada juga yang naik angkutan umum, tapi kondisinya over capacity, itu membahayakan,” ungkapnya.
Untuk itu, sambung dia, bantuan angkutan kendaraan pasar mama-mama Papua, diharapkan akan memudahkan, karena bisa menekan biaya operasional, sehingga harga jual hasil kebun juga bisa bersaing.
“Ini adalah fasilitas yang kami berikan untuk mama-mama Papua. Jadi, kami berharap bisa sama-sama menjaga dan merawat fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga masa pakai dari kendaraan tersebut lebih panjang,” harap Musa’ad. [CR24-R1]