Ransiki, TP – Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Pemkab Mansel) melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel menggelar aksi kerja nyata dalam rangka percepatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dan intervensi serentak stunting di Wilayah Papua Barat tahun 2024, yang berlangsung di Posyandu Raipawi, Abreso Ransiki, Jumat (14/6)
Aksi kerja nyata itu ditandai dengan pemberian PIN Polio oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel, dr. Iwan P. Butarbutar kepada bayi dan pemberian makanan tambahan berupa susu oleh Ketua GOW Kabupaten Mansel, Ny. Petrick D.C.W Rengkung kepada anak balita.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel, dr. Iwan P. Butarbutar mengatakan, polio merupakan salah satu penyakit yang menular jika tidak di imunisasi.
“Kalau ada anak tentangga yang usianya 1 – 8 tahun belum ikut imunisasi polio, minta orang tuanya supaya anakanya segera di imunisasi. Kita coba untuk atasi semaksimal mungkin supaya polio jangan ada di Manokwari Selatan,” pinta Butarbutar.
Ia mengungkapkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel sebenarnya sudah sangat intens dalam menggerakkan PIN Polio tetapi terkendala dengan kurangnya antusias masyarakat untuk membawa anak bayi dan balita ke Posyandu untuk di imunisasi.
Dikatakannya, capaian PIN Polio di Distrik Ransiki sampai hari ini masih rendah, maka harus terus ditingkatkan.
Pada kesempatan yang sama, dia mengaku, Pemkab Mansel melalui Satgas Percepatan Penanganan Stunting bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, kini juga fokus untuk penanganan stunting.

Kalau sekarang capaian baru 20 persen maka pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin agar kasus stunting di Kabupaten Mansel bisa menurun, bila perlu di angka 10 persen.
Untuk itu, dalam pelaksanaan PIN Polio kali ini, tim kesehatan yang bertugas juga akan melakukan pengkuran dan penimbangan terhadap anak dan balita sebagai wujud intervensi stunting, sehingga jika ditemukan kasus baru bisa langsung di data dan mendapatkan penanganan medis.
“Stunting bukan penyakit, polio yang penyakit, supaya kita pahami bahwa stunting adalah bayi yang kekurangan gizi sehingga jika tidak ditangani, maka perkembangan bayinya kurang baik dan tidak normal, usianya dewasa, badannya kecil dan punya pola pikir anak-anak,” ujar dia.
Dirinya pun meminta, ibu-ibu tidak memandang kasus stunting dengan asumsi yang memalukan tetapi sebaliknya karena kelalaian dan kekurangan gizi dari seorang ibu saat bayi masih dalam kandungan. Masyarakat diharapkan jangan takut tetapi terus berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan untuk pemberian imunisasi polio dan penanganan anak stunting.
Sementara itu, Ketua GOW Kabupaten Mansel, Ny. Petrick D.C.W Rengkung menghimbau, kepada mama Papua supaya jangan takut membawa anak imunisasi polio, karena dengan imunisasi polio anak akan sehat dan tidak gampang terserang penyakit.

Dirinya juga meminta, supaya ibu-ibu di Manokwari Selatan aktif membawa anak ke Posyandu untuk penimbangan dan lain-lain supaya lebih memahami cara merawat dan memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak. [BOM-R4]