Manokwari, TP – Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Papua Barat menargetkan untuk merampungkan pembangunan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Papua Barat pada awal tahun 2025 mendatang.
Plt. Kepala Disnakertrans Papua Barat, Derek Ampnir mengatakan, BLK Papua Barat harus dijadikan sebagai pusat pelatihan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja di sektor-sektor swasta yang tersedia.
Dikatakan Ampnir, pihaknya mengejar penyelesaian pembangunan BLK Papua Barat. Sebab, Papua Barat sekarang menjadi daerah tujuan investasi maupun tujuan wisata.
“Saat ini, ketika orang ingin melamar pekerjaan di sektor konstruksi, minyak dan gas, persyaratan utamanya adalah sertifikat keahlian. Kalau tidak punya sertifikat maka mereka akan kesulitan,” jelas Ampnir kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (24/6/2024).
Disinggung terkait progress pembangunan fisik gedung BLK Papua Barat, Ampnir menjelaskan, hingga sekarang kesiapan pembangunan fisik gedung BLK sudah mencapai 75 persen dari master plan yang ada.
“Sekarang, tinggal gedung-gedung untuk operasional pendidikan dan pelatihan. Perumahan maupun pagar dan lainnya sudah selesai, saat ini kita lagi menyelesaikan gedung pelatihan,” ujarnya.
Dijelaskan Ampnir, tahun ini pihaknya akan memulai dengan sejumlah item-item untuk melengkapi pekerjaan yang ada, sehingga dapat menuju tahapan yang diharapkan pada perencanaan awal pembangunan.
Saat ini, kata dia, pihaknya hanya sedikit kembali melihat pada kebutuhan tanah. Sehingga menjadi bersih dan jelas serta menjadi asset pemprov yang benar-benar sudah siap.
“Proses lahannya baru surat pelepasan, tapi keluarga besar pak Waran sangat mendukung adanya pembangunan BLK Papua Barat. Lahan BLK dari Pemerintah Manokwari Selatan (Mansel), namun tidak menutup kemungkinan pemprov juga akan membantu,” terang Ampnir.
Menurut Ampnir, BLK Papua Barat adalah tempat untuk menggodok dan melatih SDM Papua Barat yang terampil untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dalam negeri tetapi juga pasar kerja internasional.
Pasar kerja internasional ini terbuka, kalau dilihat orang Jepang sangat mengagumi tenaga kerja asli Papua. Karena, dari sisi fisik kuat, termasuk di wilayah Timur Tengah di sektor migas.
“Kalau di Asia, anak-anak kita bersaing dengan tenaga kerja dari Jepang, Filipina, Taiwan. Soal Bahasa tidak terkendala, hanya saja keterampilannya yang harus diasah. BLK Papua Barat disiapkan untuk dua kebutuhan, pasar dalam negeri maupun pasar kerja internasional,” tandas Ampnir. [FSM-R3]