Manokwari, TP – Kondisi jembatan Kali Wariori yang menghubungkan Distrik Masni dengan daerah lainya termasuk Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari yang masih rusak telah berdampak pada kondisi perekonomian daerah setempat.
Saat ini, dampaknya perlahan-lahan meluas dirasakan masyarakat setempat di Distrik Sidey akibat akses transportasi yang terhambat. Salah satunya disektor perindustrian dan perdagangan. Di mana, saat ini harga sejumlah barang di Distrik Sidey dirasakan mulai naik.
Terjadinya kenaikan harga barang di Distrik Sidey akibat rusaknya jembatan Wariori, turut dibenarkan Plt Kepala Distrik Sidey, Susana Korebima.
“Informasi yang disampaikan itu benar bahwa adanya kenaikan harga barang akibat kondisi jembatan,” ungkap Susana saat dihubungi Tabura Pos via telepon seluler, Rabu (26/6/2024).
Menurutnya, naiknya harga barang di Distrik Sidey, karena para pedagang saat ini mengeluarkan biaya angkut tambahan. Sebab, kendaraan pengangkut barang sudah tidak bisa lagi melintasi jembatan untuk mengantar barang sampai di tempat tujuan.
Susana menerangkan, semua barang dagangan yang ingin dibawa ke wilayah Sidey oleh pedagang, hanya bisa diturunkan sebelum jembatan.
Selanjutnya, para pedagang harus mengeluarkan biaya lagi untuk mengangkut barang menyeberangi Kali Wariori. Baik dengan cara dipikul maupun dengan menggunakan kendaraan.
Tidak sampai disitu, para pedagang harus kembali mengeluarkan ongkos lagi jika ingin menyewa mobil untuk mengantarkan barang dari jembatan ke tempat usaha masing-masing.
“Jadi, kenaikan harga barang karena pedagang ada pengeluaran ongkos lagi. Saat jembatan rusak tapi masih bisa dilewati kendaraan itu harganya normal, tapi saat ini jembatan sudah tidak bisa dilewati kendaraan,” terangnya.
Susana Korebima mencontohkan salah satu harga yang naik adalah bahan bakar minyak jenis Pertamax yang mengalami kenaikan harga. Di wilayah Sidey, saat ini Pertamax dijual dengan harga Rp18.000 per liter.
“Untuk BBM Pertamax sempat beberapa hari diharga 20.000 rupiah waktu awal-awal jembatan rusak, tapi sekarang rata-rata harganya 18.000 rupiah per liter, tapi tidak pernah sampai harga 23.000 rupiah per liter,” sebutnya.
Ia menambahkan, selain BBM, barang-barang kebutuhan juga mengalami kenaikan, akan tetapi bervariasi dengan kondisi tergantung pedagang memperoleh barangnya mengeluarkan ongkos tambahan.
“Kalau air kemasan gelas rata-rata 30.000 rupiah per karton. Kami belum menyampaikan hal ini kepada Pak Bupati atau Disperindagkop, kami realistis saja karena kondisi jembatan rusak, kalaupun mau operasi pasar akses kesininya susah,” tukasnya.
Plt. Kepala Distrik Sidey menambahkan, kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Distrik Sidey sejauh ini masih tetap aman dan kondusif.
Mewakili masyarakat, dirinya berharap agar jembatan Wariori yang rusak bisa segera ditangani atau bisa dibangun jembatan darurat untuk membantu akses transportasi masyarakat.[SDR-R3]