Manokwari, TP – Dinas Pendidikan dan SMA Negeri 2 Manokwari akhirnya merespon soal tuntutan orang tua dan ratusan calon siswa yang tidak mendapatkan formulir pendaftaran pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 2 Manokwari, Rabu (03/07).
Kepala Bidang SMA dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Ricky A. D. Risamasu menyampaikan, tahun ini ada perubahan kurikulum yang membuat kuota-kuota di setiap sekolah itu diatur.
Perubahan kurikulum tersebut juga berdampak pada proses PPDB yang tentunya diatur dengan baik agar kualitas pendidikan di Manokwari bisa berjalan lebih baik.
Menurut Risamasu, kuota di SMA Negeri 2 Manokwari sudah terbatas dan tidak bisa lagi ditambah karena bisa berpengaruh dengan Dapodik dan kurikulum yang ada.

Sebelumnya, Ketua Panitia PPDB SMA Negeri 2 Manokwari, Yusuf Purbani menyampaikan PPDB di SMA Negeri 2 Manokwari dilaksanakan berdasarkan beberapa hal, diantaranya zonasi, nilai dan afirmasi.
Terkait dengan jumlah kuota SMA Negeri 2 Manokwari hanya mampu menampung 10 kelas dengan jumlah siswa 320 orang dimana setiap kelas diperuntukan bagi 32 siswa.
Namun karena ada tuntutan sehingga penerimaan itu berubah menjadi 445 orang terdiri dari 229 untuk orang asli Papua dan 216 untuk non orang asli Papua.
“Jadi sudah lewat kapasitas ibarat kita naik perahu tingga tunggu tenggelam. Kita maunya terima semua tapi mau taruh dimana. Proses belajar mengajar jadi tidak bagus dan kita terkena aturan nanti,” pungkasnya.
Sementra itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manokwari, Masrawi Ariyanto menyampaikan pihak DPRD Manokwari sudah berusaha semaksimal mungkin agar semua calon siswa yang tidak mendapatkan formulir pendaftaran bisa diberikan solusi namun terkendala dengan daya tampung yang terbatas.

“Kami sudah bertemu dengan Kabid dan Kepala Dinas Pendidikan namun kendalanya dikuota daya tampung sudah tidak mampu mengakomodir,” ungkapnya.
Masrawi menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa maksimal dan memenuhi harapan para orang tua dan calon siswa. Masrawi berjanji sebagai perwakilan rakyat akan terus mendorong agar kualitas pendidikan di Manokwari terus meningkat.
Dari pantauan Tabura Pos, setelah mendapatkan penjelasan dari pihak Dinas Pendidikan dan sekolah orang dan calon siswa tampak kecewa dan langsung membubarkan diri. [AND-R3]