Manokwari, TP – Puluhan orangtua calon siswa melakukan aksi protes dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di halaman SMA Negeri (SMAN) 1 Manokwari, Sabtu (6/7). Dalam aksinya, para orangtua membawa selebaran dan berorasi secara bergantian.
Mereka meminta pihak sekolah memberi solusi terhadap nasib anak-anaknya yang tidak terakomodir dalam PPDB kali ini.
Menurut para orangtua, mereka menyampaikan aksi protes untuk menuntut kejelasan dan keadilan dari pihak sekolah, karena hampir semua calon siswa yang tidak terakomodir ini, tinggal di sekitar SMA Negeri 1 Manokwari.
“Kami menuntut penjelasan dari pihak sekolah, kenapa anak-anak kami tidak diterima. Kami minta keadilan. Kalau tidak ada penjelasan, kami tunggu, kalau perlu kami duduki sekolah,” kata salah satu orangtua.
Dalam aksinya, para orangtua menyampaikan adanya dugaan kecurangan dalam proses PPDB di SMA Negeri 1 Manokwari, karena ada beberapa calon siswa ‘titipan’ disertai buktinya.
“Kami punya bukti dugaan kecurangan. Kami duga ada titipan. Kami butuh penjelasan, kalau sekolah diam, kami akan usut sampai ke penegak hukum. Kami hanya berjuang untuk anak kami agar bisa bersekolah. Kami sudah tiga hari berjuang,” kata salah satu orangtua.
Orangtua lain yang enggan menyebut nama juga mengaku kecewa, karena sudah beberapa hari ini, sudah memperjuangkan aspirasinya, tetapi tidak ada penjelasan dari Dinas Pendidikan dan pihak sekolah.
Menurut dia, para orangtua calon siswa hanya meminta pihak sekolah memberi penjelasan, apa alasan anak mereka tidak bisa diterima, sekaligus meminta pihak sekolah transparan terkait zonasi yang dimaksudkan.
“Tuntutan kami minta transparansi nilai karena alasan sekolah zonasi itu ada perangkingan, jadi kami minta diaudit kembali soal nilai perangkingan yang dimaksud,” sebut salah satu orangtua kepada Tabura Pos di halaman SMA Negeri 1 Manokwari, Sabtu (6/7).
Dikatakannya, jika tidak ada penjelasan dari pihak sekolah, para orangtua akan mengambil langkah lain dengan melaporkan pihak sekolah ke pihak berwajib serta membuat pengaduan ke Ombudsman agar dilakukan pemeriksaan seputar PPDB di SMA Negeri 1 Manokwari.
“Kalau dugaan-dugaan kecurangan informasi soal titipan itu ada, kami punya bukti. Intinya, kami orangtua akan terus berjuang karena anak saya sendiri kalau tidak diakomodir, dia mengaku mau berhenti sekolah. Saya sudah tawarkan ke sekolah lain, anaknya tidak mau,” katanya.
Ditambahkannya, para orangtua sudah mengumpulkan sekitar 73 berkas dan akan kembali hari ini, Senin (8/7), karena diinformasikan pihak sekolah akan menerima para orangtua calon siswa.
Dari pantauan Tabura Pos, dalam aksi protes ini, ada sejumlah poin yang disampaikan para orangtua, yakni meminta Bupati Manokwari, Hermus Indou mengurus pelaksanaan PPDB di SMA Negeri 1 Manokwari.
Selain itu, mereka juga menuntut pihak sekolah transparan terkait zonasi dan nilai perangkingan terhadap mereka yang sudah dinyatakan lulus.
Lanjut para orangtua, jika tidak ada penjelasan dari pihak sekolah, maka harus dilakukan seleksi ulang secara transparan berdasarkan zonasi, nilai, dan prestasi. Kalau tidak bisa melakukan seleksi ulang, maka sekolah wajib mengakomodir anak dari orangtua calon siswa yang mengikuti aksi protes tersebut.
Para orantua juga meminta kebijakan Dinas Pendidikan, sekaligus menyampaikan bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat belajar, bukan tempat untuk dijadikan ladang bisnis atau memakai orang dalam.
Terakhir, para orangtua mengaku mempunyai bukti dugaan kecurangan dan akan diserahkan ke pihak berwajib untuk ditindaklanjuti jika tidak ada penjelasan dari pihak sekolah.
Setelah hampir 5 jam melakukan aksi protes, mulai pukul 10.00 WIT hingga pukul 14.30 WIT, para orangtua membubarkan diri dan akan menemui pihak sekolah, hari ini.
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi sudah dilakukan Tabura Pos, mulai berupaya menemui pihak sekolah hingga mengonfirmasi melalui ponsel, tetapi belum ada tanggapan. [AND-R1]
