Manokwari, TP – Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Manokwari mengasah kemampuan dan kreativitas warga binaan dalam program kemandirian dengan membatik.
Kepala LPP Kelas III Manokwari, Lince Bela menyebut, meski berada di balik jeruji besi, tidak membuat kreativitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) LPP Kelas III Manokwari menjadi tumpul dan mati.
Sebaliknya, ungkap Lince Bela, justru kreativitas mereka terus diasah dan digodok menjadi lebih tajam dengan berbagai program pembinaan kemandirian, salah satunya dengan pembuatan kain batik dengan motif burung Kasuari dan Tifa.
“Warga binaan diperkenalkan dengan teknik dasar membatik berupa teknik batik lukis dan batik cap, mulai menggambar motif pada kain, mencanting hingga mewarnai kain dengan pewarna alami,” jelas Lince Bela dalam press release yang diterima Tabura Pos, kemarin.
Ia berharap melalui program ini bisa memberikan manfaat positif terhadap warga binaan ketika bebas nanti dan bisa membangun kehidupan yang lebih baik lagi berkat skil membatuk yang sudah diperolehnya.
Di samping itu, ia juga meminta pemerintah daerah agar mengadakan pelatihan membatik bersertifikasi dengan mengikutsertakan pegawai LPP Kelas III Manokwari dan warga binaan, mengingat jajarannya belum mempunyai sertifikasi membatik.
“Kalau dengan adanya pelatihan membantik bersertifikasi kan bisa lebih bagus dan pegawai dan warga binaan kita bisa lebih terampil lagi dalam membatik. Teknik-teknik dasar yang didapatkan oleh pegawai sewaktu studi tiru di Jakarta bisa dikembangkan lagi,” ungkapnya. [AND-R1]