Manokwari, TP – Pihak keluarga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih terhadap aparat kepolisian yang berupaya membantu keluarga untuk mencari pelaku penembakan, Yan C. Warinussy, SH di Jl. Yos Sudarso, Sanggeng, Manokwari, Rabu (17/7/2024).
Istri korban, Ny. Merry Wambrauw mengakui, sampai sekarang, belum ada informasi lanjutan, bauk motif, mobil yang dipakai, maupun pelaku penembakan advokat senior tersebut.
“Pasca-kejadian, Kabag Ops, Polresta Manokwari sendiri menyampaikan kepada kami, berikan mereka waktu paling lambat tiga hari dan kami akan menyampaikan, tapi sampai saat ini, belum ada informasi dari aparat kepolisian,” kata Merry Wambrauw kepada para wartawan di kediamannya, Sabtu (20/7/2024).
Ia menjelaskan, ketika suaminya pulang dan menyampaikan ditembak, langsung pergi ke Polresta Manokwari untuk membuat laporan polisi (LP), sedangkan dirinya ke lokasi untuk meminta rekaman CCTV di Bank Mandiri.
“Waktu saya masuk di pintu gerbang utama Bank Mandiri, ada oknum satpam yang melihat saya masuk. Lalu, oknum itu lari ke atas dan dengan cepat menggunakan sebatang kayu, diduga menyentuh CCTV yang terpasang ke arah ke pintu gerbang utama Bank Mandiri,” ungkap Merry Wambrauw.
Dengan spontan, tambah dia, ada dua ibu yang bersamanya meneriaki oknum satpam tersebut dan bertanya, Anda buat apa di situ, tetapi oknum satpam itu tidak menjawab, lalu kembali ke belakang.
Sesampainya di Bank Mandiri, Merry Wambrauw meminta rekaman CCTV dan pihak Bank Mandiri menyampaikan bahwa jangkauan CCTV tidak sampai keluar, hanya sampai di parkiran mobil kepala bank.
Merry Wambrauw menjelaskan, setelah mendapat penjelasan seperti itu, lalu dia meminta oknum satpam yang awalnya diduga menyentuh CCTV, dipanggil dan dihadirkan, tetapi oknum satpam itu langsung lari keluar dan menaiki sepeda motor, kemudian pergi.
“Saya kenal oknum itu. dia orang Papua. Dua kali saya ke sana minta rekaman CCTV, tetapi mereka sampaikan tidak bisa, tunggu pihak keamanan. Memang ada kalimat yang tidak pantas saya sampaikan, yakni jangan tunggu-tunggu, nanti kalian hilangkan itu lagi,” kata Wambrauw.
Lanjut dia, karena tidak diberikan rekaman CCTV, lalu pergi ke Toko Tengah, tetapi tidak mendapatkan rekaman CCTV, sehingga dirinya ke e-Mart dan pihak e-Mart memberikan rekaman CCTV.
“Dari rekaman CCTV, terlihat jelas mobil operasional LP3BH Manokwari yang dipakai suaminya. Ketika suaminya turun dari mobil, lalu menyeberang ke Bank Mandiri. Mungkin sekitar 15 menit atau 20 menit, suaminya kembali, menyeberang jalan dari Bank Mandiri ke arah Toko Harapan,” papar Merry Wambrauw.
Dijelaskannya, ketika suaminya berdiri di median jalan, tiba-tiba suaminya memegang bagian dada, sambil menengok ke kanan dan kiri, lalu menyeberang untuk menaiki mobol lagi.
Menurutnya, rekaman CCTV yang diperolehnya sangat jelas, tetapi sampai saat ini belum ada informasi lanjut dari aparat kepolisian tentang perkembangan kasus penembakan suaminya.
“Saya sampaikan apresiasi kepada aparat Polresta dan Polda, tapi sampai empat hari ini belum ada informasi lanjut dari aparat kepolisian terkait mobil yang terindikasi, pelaku, dan motifnya. Jujur, kami dari keluarga belum puas dengan teror penembakan ini,” jelas Merry Wambrauw.
Merry Wambrauw mengungkapkan, Yan Warinussy banyak menyuarakan tentang hak asasi manusia (HAM) dan ketidakadilan yang terjadi di tanah Papua. Sayangnya, kata dia, para pengambil kebijakan di daerah sepertinya menutup mata dengan teror yang dihadapi keluarganya.
“Untuk pelaku penembakan, Anda siapa, motif mu apa, dan kira-kira apa salah kami keluarga? Kalau Anda tidak puas dengan profesi suami saya, bisa datang dan menyampaikan kepada kami,” kata Merry Wambrauw.
Diutarakannya, sebelum insiden penembakan, pada pagi hari sebelum suaminya berangkat mengikuti persidangan, ada mobil berwarna hitam parkir di depan rumahnya sekitar sejam lebih, tetapi dirinya tidak mengetahui merek dan nomor polisinya.
Dia menambahkan, dirinya sempat keluar dan melihat mobil itu, kemudian mobil pergi dan kembali parkir lagi di depan kediamannya kurang lebih sejam, mulai pukul 14.00 WIT sampai pukul 15.00 WIT.
“Nanti setelah mobil itu pergi, kurang lebih satu jam, suaminya datang dan memberitahukan kalau dirinya ditembak,” jelas Merry Wambrauw.
Berdasarkan catatan Tabura Pos, Kepala Cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Manokwari, Papua Barat, Andhika A. Pribadi menjelaskan, pasca-penembakan terhadap Yan Warinussy, memang ada permintaan untuk mengecek CCTV.
Kala itu, pihaknya mendampingi keluarga korban untuk mengecek CCTV di ruang monitor yang terletak di dalam gedung Bank Mandiri sebanyak dua kali.
Pertama, kata dia, ketika anak dan istri korban datang untuk melihat CCTV dan saat itu pihak Bank Mandiri menampilkan rekaman CCTV, tetapi CCTV-nya tidak menyorot ke jalan.
“Sepertinya hal itu kurang memuaskan, lalu ada momen kedua melihat CCTV. Saat itu, ada Kabag Ops, saya sendiri, keluarga, dan tokoh masyarakat menyaksikan di dalam bahwa benar CCTV kami sebanyak 20 channel hidup dan dalam kondisi baik,” kata Andhika kepada Tabura Pos di ruang kerjanya, Kamis (18/7/2024).
Dari CCTV tersebut, lanjut Andhika, pihaknya bersama keluarga korban dan Kabag Ops bersama-sama melihat korban masuk dan keluar dari Bank Mandiri dan saat itu tidak terjadi apa-apa.
“Memang CCTV kami tidak menjangkau areal di luar bank, terutama di sepanjang jalan raya di depan Sanggeng ini. Jadi, CCTV kami hanya terbatas untuk areal lobi untuk CCTV luar dan mungkin di samping. Tetapi perihal CCTV Bank Mandiri mati, itu tidak,” kata dia.
Andhika mengklaim, semua channel CCTV Bank Mandiri berfungsi normal, hanya saja, jangkauannya tidak sampai di luar lingkungan Bank Mandiri.
“Itulah yang dapat kami bantu. Jika ada yang dibutuhkan oleh pihak kepolisian dalam menyelesaikan permasalahan kemarin, kami siap membantu dalam hal CCTV atau keterangan saksi, misalnya dari tim kami pada dasarnya siap membantu,” tandas Andhika. [FSM-R1]