Manokwari, TP – Senat Universitas Papua (Unipa) menggelar rapat terbuka dalam rangka upacara wisuda lulusan program doktor, magister, profesi, sarjana, dan diploma periode III Tahun Akademik 2023-2024 di Aula Unipa, Manokwari, Rabu (31/7/2024).
Plt. Rektor Unipa, Suriel S. Mofu mengatakan, hari ini Unipa mewisudakan 458 mahasiswa dan mahasiswi yang terdiri dari 4 doktor (S3), 23 magister (S2), 336 sarjana (S1), 50 ahli madya (D3), dan 65 profesi pendidikan guru (PPG).
Dari jumlah 458 lulusan, kata Mofu, 39 orang meraih predikat cum laude, 227 orang mendapat predikat sangat memuaskan, dan 93 orang memperoleh predikat memuaskan.
Dirincikan Mofu, sejak awal pengembangannya dari Faperta Uncen hingga menjadi Unipa telah meluluskan 12.300 orang, terdiri dari 13 orang doktor, 482 magister, 8.247 sarjana, 22 profesi doctor, dan 3.535 lulusan D3.
“Sifat dan sikap sukses anda yang telah anda tunjukkan dalam meraih keberhasilan studi hari ini, harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan dalam mencapai mimpi-mimpi anda ke depan,” pesan Mofu dalam sambutannya.
Pesan kedua, lanjut Mofu, berkaryalah dengan ilmu yang anda miliki, anda pasti berhasil. Caranya adalah melakukan segala sesuatu yang anda inginkan terjadi dalam hidup anda dengan sepenuh hati.
Sebab, sambung dia, orang yang mengerjakan sesuatu dengan penuh cinta kasih, tulus, dan ikhlas akan berhasil dengan gilang-gemilang.
Dijelaskan Mofu, Universitas Papua memiliki motto ‘Ilmu untuk Kemanusiaan’ boleh dibilang bagaikan sebuah credo (doa). Sebab, dalam ungkapan ini tersimpan sebuah makna filosofis tentang kebangkitan, kecerdasan, dan kemanusiaan manusia sebagai primata yang berbeda dari primata lain, lebih khusus ungkapan itu akan menjadi mulia dan agung ketika dibawa dalam konteks ke-Papua-an.
“Ilmu untuk kemanusiaan menuntut perbuatan nyata dari kita yang disebut orang berpendidikan tinggi untuk bertanggung jawab baik secara pribadi, tetapi lebih penting secara lembaga untuk memanusiakan rakyat Indonesia di bumi Papua menjadi sejahtera dan cerdas agar bisa menjawab kebutuhan hidupnya sendiri,” kata Mofu.
Dirinya berharap Unipa menjadi pusat kepakaran untuk menjawab semua persoalan di atas tanah Papua demi mewujudkan tujuan hidup sejahtera dan cerdas.
Unipa dengan motto ‘Pro Humanitate Scientia’ laksana seorang putra yang mendapatkan tanggung jawab besar membuat perubahan di atas tanah Papua sebagai negeri tertimur dari Nusantara yang selama ini menjadi perbincangan dan pengunjingan. “Unipa sesungguhnya mampu dan siap untuk melakukan perubahan itu,” tandas Mofu.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere melalui Asisten III Setda Papua Barat, Otto Parorongan mengatakan, atas nama pemerintah dan masyarakat Papua Barat merasa bangga dengan hadirnya wisudawan dan wisudawati hari ini.
Dikatakan Parorongan, kalian adalah generasi muda yang penuh energik, penuh semangat, dan penuh tanggung jawab.
“Apa yang kalian peroleh sekarang adalah bagian terbesar dari cita-cita kemajuan bangsa di masa mendatang. Sebab, maju dan mundurnya sebuah bangsa tergantung di tangan anak-anakku semuanya, para generasi muda sekarang ini,” kata Parorongan dalam sambutan di acara wisuda Unipa, kemarin.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jelas dia, pergeseran pada sektor lapangan kerja dan tuntutan baru di bidang penguasaan kompetensi harus dapat diantisipasi secara cermat dan akurat.
Menurutnya, peluang dan tantangan kerja di tingkat lokal, domestik dan internasional harus diidentifikasi dan dijadikan rujukan dalam memilih jenis dan program yang akan dilaksanakan.
“Jaringan kerja dengan dunia industri, asosiasi profesi dan lembaga sertifikasi, serta lembaga-lembaga lain harus diperluas dan diperkuat,” pesan Parorongan.
Lebih lanjut, kata Parorongan, harus disadari bahwa saat ini masyarakat dan dunia kerja semakin menuntut kualitas. Untuk itu, peningkatan kualitas perlu dilakukan secara terus-menerus.
Sebab, sambung dia, kualitaslah yang menentukan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Kualitas pendidikan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa dalam percaturan global.
“Untuk kepentingan masa depan bangsa, marilah kita wujudkan komitmen yang kuat untuk memberikan pendidikan yang terbaik pada masyarakat,” tandas Parorongan.
Sedangkan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa’ad yang diwakili Penjabat Bupati Sorong, George Yarangga mengatakan tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yakni, jumlah penduduk Indonesia 70 persen dalam usia produktif.
Jika bonus demorafi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk, terutama masalah sosial, seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Menurutnya, jika dilihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut, maka bonus demografi memang tidak dapat dihindari.
“Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045,” jelas Yarangga saat memberikan sambutannya, kemarin.
Diterangkan Yarangga, generasi emas 2045 diantaranya memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya. Kemudian, berkarakter yang kuat, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya dan berperadaban unggul.
“Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua, pemerintah, dunia pendidikan, sehingga sinergitas dan kolaborasi perlu ditingkatkan dalam menghadapi tantangan ini ke depan,” tandas Yarangga. [FSM-R1]