
Ransiki, TP – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Kabupaten Manokwari Selatan, Ferdinan Waran berharap, Gedung baru Kantor DPRD Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) di Waranggui Oransbari bisa diresmikan tahun ini.
Dikatakan Ferdinan, keseriusan Bupati Mansel, Markus Waran, untuk menyelesaikan Gedung baru Kantor Bupati Mansel di Gunung Buako, kirinya juga berjalan secara bersama-sama dengan perhatian yang sungguh untuk penyelesaian Gedung baru DPRD Kabupaten Mansel.
“Proses kontruksi untuk lantai 1 Gedung DPRD memang sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan lantai 2 termasuk pemasangan atap,” kata Ferdinan Waran kepada wartawan di Halaman Kantor Bupati Mansel, Jumat (2/8).
Dirinya mengaku, akan terus mengawal dan mengontrol proses kontruksi pembangunan lantai 2 Gedung baru DPRD Kabupaten Mansel supaya bisa berjalan tepat waktu sesuai dengan harapan bersama bapak-ibu Anggota DPRD Kabupaten Mansel.
Sebelumnya, Sekretaris DPRD Kabupaten Mansel, Hendrikus Betay mengatakan proyek pembangunan Gedung DRPD Kabupaten Mansel kembali dilanjutkan dengan alokasi alokasi anggaran sebesar Rp 13 miliar, bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2024.
Menurut dia, pihaknya masih memproses uang muka sebesar 20 persen dari nilai kontrak sebesar Rp 13 miliar, untuk diserahkan ke pihak ketiga, sehingga bisa memulai pekerjaan untuk tahap pertama yakni pekerjaan atap.
Ia mengungkapkan, kontraktor yang memenangkan lelang dalam proyek ini bukan lagi kontraktor yang sama dengan pekerjaan sebelumnya tetapi kontraktor yang berbeda sesuai dengan hasil pelelangan proyek melalui LPSE pada Bagian Pengadaan Setda Kabupaten Mansel.
Betay pesimis, pekerjaan Kantor DPRD kabupaten Mansel bisa selesai di tahun ini, dengan melihat kondisi bangunan fisik dan anggaran yang tersendat-sendat maka dikhawatirkan pengerjaan Gedung DRPD Kabupaten Mansel belum bisa selesai dan belum bisa diresmikan tahun ini.
Dari perhitungannya, dimungkinkan jika proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Mansel baru bisa selesai dan digunakan di tahun 2025. Namun, jika anggaran masih tersendat-sendat maka bisa saja perencanaan tersebut tertunda lagi.
Disamping itu, masih dibutuhkan anggaran kurang lebih sekitar Rp. 10 miliar lagi untuk finishing, itupun belum termasuk anggaran untuk pengadaan mebel-air dan perlengkapan elektronik serta sarana pendukung.
“Kita bekerja sesuai dengan anggaran yang diberikan, kita juga tidak bisa memaksan kehendak mengingat kondisi keuangan daerah, jadi kalau di anggarkan di APBD tahun depan pekerjaan dilanjutkan, kalau tidak ya kita menunggu lagi,” pungkas Betay. [BOM-R4]