*Tak Punya Komputer, PKBM Bogenfil Butuh Support Pemerintah*
Sorong, TP – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bogenfil memfasilitasi sejumlah masyarakat pendaftar pendidikan kesetaraan untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Program Kesetaraan Paket C, Senin (19/8/3024).
Kepala Sekolah PKBM Bogenfil, Ardian Eko Sajaril, S.Pd, M.Pd mengatakan, ANBK Kesetaraan Paket C tersebut merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya.
“Program ini merupakan petunjuk dari kementerian yang sudah diberlakukan sejak tahun 2021 kepada seluruh satuan pendidikan formal maupun non formal. Dengan sasaran. Sampling kelas 5 SD/tingkat 2 Paket A, Kelas 2 SMP/tingkat 3 Paket B, dan kelas 2 SMAK/SMK/tingkat 5 Paket C,” ujar Ardian.
Asesmen ini meliputi tiga instrumen, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar. AKM bertujuan untuk mengukur kemampuan baca, tulis dan berhitung.
Survei Karakter bertujuan untuk mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter. Sementara, Survei Lingkungan Belajar dimaksudkan untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
Dikatakan, ini merupakan kali pertama PKBM Bogenfil melaksanakan ANBK Program Kesetaraan Paket C tersebut. Sebab, dari 18 PKBM se-Kabupaten Sorong, hanya PKBM Bogenfil yang telah mengantongi akreditasi BAN PAUD dan PNF sejak tahun 2017.
Ia merincikan, ANBK kali ini diikuti oleh 21 peserta didik Paket C yang berasal dari Distrik Seget, Distrik Klamono, Distrik Salawati Tengah, Distrik Majaran dan Sorong.
“Kegiatannya dilakukan terpusat di Sorong, tepatnya di halaman rumah Kepala Sekolah PKBM Bogenfil sendiri. Sebenarnya PKBM Bogenfil sendiri memiliki tempat dengan status menumpang pada SD Inpres 24 Kabsor, akan tetapi tidak dilaksanakan disana karena pasti akan terganggu karena bersamaan dengan proses KBM di SD tersebut. Sehingga kami memilih untuk melaksanakan secara mandiri di halaman rumah Kepala Sekolah,” imbuhnya.
Ardian membeberkan, saat ini kendala lain yang dihadapi PKBM Bogenfil yakni ketiadaan perangkat komputer/ laptop untuk menunjang kegiatan ANBK. Padahal perangkat tersebut adalah kebutuhan paling mendasar dalam menunjang kelancaran kegiatan ANBK bagian person.
“Karena tidak punya perangkat komputer sementara proses ANBK harus tetap berjalan, maka saya berupaya meminjam perangkat tersebut ke SD Negeri 32 Kabupaten Sorong,” kata dia.
Menurutnya, PKBM Bogenfil sudah pernah mengajukan permohonan bantuan perangkat komputer kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong melalui Bidang Pendidikan Non Formal. Namun hingga saat ini belum ada jawaban pasti terkait diterima atau tidaknya permohonan tersebut.
“Alasannya karena bantuan perangkat komputer dan bangunan fisik belum ada kuota bagi pendidikan non formal. Sementara PKBM adalah ini lembaga pendidikan non formal, sehingga belum bisa mendapatkan bantuan perangkat komputer tersebut,” bebernya.
Ardian berharap, ke depan Pemerintah Daerah bisa merealisasikan bantuan tersebut bagi PKBM Bogenfil guna mendukung proses pembelajaran bagi masyarakat. (CR24)


















