Dominggus: Lawan kotak kosong itu justru butuh kerja extra
Manokwari, TP – Satu per satu, Doa pasangan bakal calon (pasbalon) gubernur dan wakil gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan-Mohammad Lakotani (DoaMu) bersama keluarga serta elemen masyarakat Papua Barat terkabulkan.
Mulai proses komunikasi politik yang begitu alot dan berliku, dimana pada akhirnya pasbalon Doamu dapat memperoleh persetujuan B1-KWK dari 13 partai politik (parpol) pemilik 35 seat di DPR Papua Barat dan 8 parpol non seat.
“Doa kita bersama telah terkabulkan, dimana pasbalon DoaMu memperoleh B1-KWK dari semua parpol. Terakhir, kita sudah memastikan B1-KWK dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) diberikan kepada pasangan DoaMu. Dengan demikian kita tinggal menunggu penetapan KPU Papua Barat setelah perpanjangan pendaftaran ditutup pada Rabu (4/9),” terang Dominggus dalam rapat pembahasan program Koalisi Ormas dan Relawan Pemenangan DoaMu Jilid II di Billy Hotel Manokwari, Senin (2/9) siang.
Meski demikian, lanjut Dominggus, melawan kotak kosong tidaklah mudah, dibutuhkan kerja tim dan relawan yang solid. Melawan kotak kosong justru butuh kerja extra, karena ada pengalaman pada pilkada lima tahun lalu di Makassar kotak kosong menang. Untuk itu, parpol, koalisi organisasi dan relawan harus mensosialisaikan, apa itu kotak kosong?
“Yang pasti kotak kosong itu tidak membawa ide dan gagasan pembangunan. Kotak kosong itu tidak bisa membawa aspirasi pendidikan, kesehatan, pertanian dan lainnya. Inilah yang harus kita sampaikan kepada masyarakat agar tidak memilih kotak kosong, tapi memilih pasangan DoaMu,” terang Dominggus seraya berharap, seluruh unsur yang terlibat dalam parpol pengusung dan koalisi organisasi masyarat serta relawan dapat mengedukasi pemilih tentang kotak kosong secara baik.
Diakhir arahannya, Dominggus tidak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh elemen masyarakat Papua Barat atas kekurangan selama kepimpinan lima tahun sebelumnya.
Dominggus juga menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk bertanggungjawab bersama dalam menjaga toleransi, kerukunan suku, agama dan keamanan demi suksesnya perhelatan pilkada pada 27 November 2024 nanti.
” Kami hanya manusia biasa, tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Selama lima tahun pasangan DoaMu memimpin Papua Barat sudah barang tentu kami tidak bisa memuaskan semua pihak, karena keterbatasan anggaran dan pertimbangan lainnya. Untuk itu, saya bersama Mohammad Lakotani menyampaikan permohonan maaf,” ucap Dominggus dihadapan kepala suku, ketua paguyuban nusantara dan tim relawan yang diperkirakan mencapai 200 orang.

Dalam paparan strategi pasangan DoaMu melawan kotak kosong yang disampaikan Ketua Koalisi Ormas dan Relawan Pemenangan DoaMu Jilid II, DR. Filep Wamafma, SH., M.Hum, setidaknya ada delapan kekuatan pasangan DoaMu bisa menang melawan kotak kosong yakni, pasangan DoaMu memiliki basis dukungan kultural yang merata, memiliki kekuatan dukungan dari masyarakat adat dan nusantara, memiliki kekuatan ketokohan sebagai kepala suku, pamong sejati.
Kemudian kekuatan sebagai tokoh yang bisa memberi rasa aman, damai dan menerima semua golongan di Papua Barat. Figur yang memiliki rendah hati, pengasih dan takut akan Tuhan.
Kekuatan sebagai incumbent, kekuatan 100 persen diusung parpol serta kekuatan tim relawan yang mengakar dan merata di seluruh wilayah Papua Barat.
Namun, lanjut Filep, pasangan DoaMu juga dihadapkan dengan sejumlah tantangan dan kelemahan yakni, informasi DoaMu melawan kotak kosong belum menjangkau masyarakat secara merata.
Kemudian, sambung Filep, tidak ada calon lain yang dapat membuat masyarakat beda pilihan, akhirnya memilih kotak kosong. “Pemilih kotak kosong sulit diantisipasi,” ujar Filep.
Kelemahan lainnya, tambah Filep, rekam jejak pasangan DoaMu belum terpublikasi secara baik, sehingga mengakibatkan informasi kinerja sebagai incumbent masih dikritisi publik.
“Untuk hal ini, kedepan kinerja Bappeda, Diskominfo dan Kehumasan harus bapak evaluasi, sehingga informasi terkait kinerja pemerintah itu mudah diperoleh masyarakat,” saran Filep.
Tantangan lain, kemungkinan terpecahnya konsitrasi di tingkat kabupaten, karena dukungan parpol di kabupaten berbeda. Pemahaman masyarakat terkait kotak kosong terbatas, apalagi ada kandidat di tingkat kabupaten juga melawan kotak kosong dapat mempengaruhi pemilihan gubernur
Kelemahan lain, kesulitan menyusun perencanaan program kampanye, objek yang dituju dan sasaran yang dicapai. “Tapi saya yakin dan percaya, apabila dilihat dari kekuatan dan kelemahan pasangan DoaMu, dimana kita semua yang hadir disini bekerja membangun jaring Laba-Laba sampai akar rumput pasti terkabulkan pasangan DoaMu menang melawan kotak kosong, ” pungkas Filep.
Dengan startegi yang dibangun koalisi parpol, koalisi ormas dan relawan hingga tingkat TPS, pasangan DoaMu ditargetkan dapat memenangkan Pilgub Papua Barat dengan persentase 319.591 suara atau 83 persen dari suara sah.
Untuk Manokwari pasangan DoaMu ditargetkan menang 90 persen dari jumlah DPT 138.183, Pegaf sebesar 99 persen dari DPT 33.919, Manokwari Selatan 97 persen dari DPT 27.658.
Selanjutnya, Teluk Bintuni 85 persen dari DPT 57.380, Teluk Wondama 85 persen dari DPT 27.640, Kaimana 70 persen dari DPT 43.521 dan kemenangan di Fakfak ditargetkan 60 persen dari DPT 58.346.
“Target ini bisa tercapai apabila kerja-kerja relawan aktif, dimana semua unsur tim pemenangan dapat memanfaatkan semua potensi dan sarana sebagai media kerja, melakukan pemetaan kekuatan isu serta membangun jaringan kerja tim secara berjenjang, kemudian berkerja berdasarkan target, berdasarkan jumlah DPT dan konsisten membangun sinergitas bersama secara berjenjang mulai tingkat TPS, PPD dan kabupaten,” terang Filep. [K&K-R4]