Manokwari, TP – Sebanyak 14 mahasiswa dan mahasiswi STIH Manokwari melakukan kuliah kerja nyata (KKN) dengan melakukan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika) di SMA Kristen YABT Manokwari, Kamis, 5 September 2024.
Ketua kelompok KKN Mahasiswa STIH Manokwari di Kelurahan Sanggeng, Roland Simons mengatakan, tujuan kegiatan untuk mengenalkan sekaligus mengedukasi siswa dan siswi tentang wawasan kebangsaan maupun nasionalisme.
“Kita harap generasi yang ada di lingkungan sekolah ini menjadi pribadi yang kuat dan anak bangsa yang tangguh dengan nilai-nilai yang ada dalam keempat pilar tersebut,” kata Roland kepada Tabura Pos usai sosialisasi di SMA Kristen YABT Manokwari, kemarin.

Diutarakannya, sebagai orang-orang yang hidup di Indonesia paling timur, tentunya mendapat terang lebih dahulu, sehingga harus menjadi teladan yang baik, kemudian mengirimkan terang itu ke mereka yang ada di wilayah barat Indonesia.
“Saya motivasi mereka, setelah sekolah, harus melanjutkan pendidikan lebih tinggi, kuliah agar menjadi terang bagi Papua,” tambah Roland seraya mengatakan para siswa sangat antusias dan terlibat dalam diskusi ini.
Alasan dipilihnya SMA Kristen YABT, jelas Roland, sekolah ini terletak di wilayah Kelurahan Sanggeng dan setelah mereka memperoleh wawasan tentang keempat pilar kebangsaan ini, disebarkan keluar, setidaknya dalam keluarga atau lingkungannya. “Kami juga akan melakukan sosialisasi door to door ke rumah warga di wilayah KKN,” katanya.
Dia menambahkan, KKN STIH Manokwari di Kelurahan Sanggeng diikuti 14 mahasiswa dari beragam profesi didampingi dosen supervisi, Demianus Waney, SH, MH.
Sementara itu, Demianus Waney menambahkan, STIH Manokwari juga mendapat tugas untuk mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Diterangkan Waney, sebenarnya keempat Pilar Kebangsaan ini sudah cukup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi mahasiswa yang kritis mengatakan harus ada penambahan satu pilar lagi, yakni Bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia ini yang mempersatukan kita semua. Tanpa Bahasa Indonesia, bagaimana kita mau merdeka, kalau kita masing-masing bicara dengan bahasa daerahnya sendiri-sendiri. Jadi ini menurut mahasiswa, harus tambah satu pilar lagi, yakni Bahasa Indonesia,” tandas Waney.
Sebenarnya, ungkap dia, sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini awalnya akan dilaksanakan di tingkat SD, setelah dipikir-pikir kurang relevan, maka dipilihlah SMA Kristen YABT yang bisa disinkronkan dengan pelajaran SMA, selain keberadaannya di wilayah Kelurahan Sanggeng sebagai lokasi KKN.
Waney menjelaskan, Indonesia sebagai negara hukum, maka 4 Pilar Kebangsaan ini sebagai pondasi, harus terus disosialisasikan dan dipahami seluruh komponen bangsa.
“Negara kita adalah negara hukum, jadi semua aspek kehidupan di negara kita diatur secara hukum, sehingga sampai hari ini negara kita tertib. Walaupun di waktu, situasi, dan hal tertentu, ada riak-riak atau demo, tapi itu bagian dari demokrasi,” ulas advokat senior di tanah Papua ini.
Dirinya menegaskan, semua orang bisa secara bebas mengeluarkan pendapat di muka umum, tapi ingat, jangan anarkhis dan harus tetap berada dalam koridor.
Diharapkannya, dengan sosialisasi ini juga bisa memberikan pemahaman, sekaligus meneguhkan keempat Pilar Kebangsaan agar tidak hilang dari generasi penerus bangsa.
“Kita mengingatkan mereka kembali bahwa kita berada dalam sebuah negara merdeka dan punya dasar hukum, punya dasar negara, punya prinsip kenegaraan dan prinsip konstitusional yang harus diketahui para siswa,” tandas Waney. [HEN-R1]