Manokwari, TP – Mahasiswa dan mahasiswi STIH Manokwari melakukan pemasangan papan nama Ketua RT dan penomoran rumah di RT 02, RW 04, Kelurahan Sanggeng, Kabupaten Manokwari, Senin, 9 September 2024.
Ketua kelompok KKN STIH Manokwari di Kelurahan Sanggeng, Roland Simons mengatakan, sebelum melakukan kegiatan, pihaknya melakukan observasi dan meminta pendapat Ketua RT dan warga, apa saja yang dibutuhkan.
“Pemasangan papan nama dan penomoran rumah warga ini sangat penting, sehingga kita melakukan kegiatan fisik ini,” kata Roland kepada Tabura Pos di Kelurahan Sanggeng, kemarin.
Ia menjelaskan, penomoran rumah warga ini sangat memudahkan warga ketika nanti akan mencari alamat rumah. Ke depan, kata dia, ketika ada transportasi online, seperti Grab atau Gojek beroperasi di sini, bisa menjadi contoh untuk lokasi atau kelurahan lain di Kabupaten Manokwari.
“Nanti kita juga akan masukkan ke Google Map supaya bisa mencari lokasi dengan mudah dan akurat,” tambah Roland.
Dirincikannya, berdasarkan pendataan mahasiswa, terdapat 44 kepala keluarga (KK), tetapi untuk penomoran ada 35 rumah, ada juga 9 rumah tanpa nomor, sedangkan yang dipasangi nomor ada 35 rumah.
“Di situ ada nomor rumah dan nama keluarga. Untuk rumah yang tidak ada nama karena satu rumah lebih dari 2 keluarga, tapi menempati satu rumah. Nah, itu kendala kita untuk pemberian nama dan nomor rumah,” kata Roland.
Menurut dia, pemberian nama dan nomor rumah sesuai nama kepala keluarga yang menempati rumah tersebut. Misalnya, jika ada keluarga yang orang tuanya sudah meninggal dan anak yang menempati rumah tersebut, tetap memakai nama orang tuanya, karena belum diturunkan ke ahli warisnya.
Ditanya respon warga dengan kegiatan pemasangan papan nama dan nomor rumah, kata Roland, disambut sangat antusias dan dianggap program yang bagus.
Dicecar apakah program ini adalah bentuk konkrit dari kurangnya pendataan rumah warga di Manokwari, Roland mengakui hal tersebut.
“Hal ini sangat serius yang perlu dilakukan. Dengan penomoran rumah, tentu rumah-rumah akan tertata baik. Kalau pengiriman surat atau korespondensi, orang lebih mudah untuk mencari alamat,” ungkap Roland.
Ditambahkannya, di era kemajuan informasi dan teknologi, data atau identitas sangat diperlukan, sehingga butuh keseriusan pemerintah untuk melakukan pendataan. “Semoga pemerintah bisa melihat ini dan menindaklanjutinya,” harapnya.
Mewakili ke-14 mahasiswa dan mahasiswi, harap Roland, warga tidak melepas papan nama yang sudah dipasang dan jika kelak papan nama ini sudah rusak, warga bisa memperbaikinya sendiri. “Kalau anggaran kegiatan dari sumbangan mahasiswa dan subsidi dari kampus,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RT 02, RW 04, Kelurahan Sanggeng, Iskiel Wamafma mengaku senang dengan program kegiatan mahasiswa KKN, seperti penomoran rumah dan pemasangan papan nama.
“Sangat disambut baik warga dan kita sama-sama kerja. Sebelum pemasangan papan nama dan penomoran, saya sudah kumpul warga dan sampaikan kita harus sama-sama jaga, jangan sampai ada yang kasih rusak. Kalau kasih rusak, keluarga itu harus buat baru,” ujar Wamafma.
Diakuinya, ada 44 penomoran rumah, termasuk rumah-rumah tambahan dari rumah induknya. Kalau rumah di RT 02, lanjut dia, sebenarnya tercatat 30 rumah dan ada penambahan 14 rumah.
Selain pemasangan papan nama dan nomor rumah, sambung Wamafma, mahasiswa KKN STIH juga memasang papan pembatas antar RT, papan nama RT dan RW. “Ada juga kegiatan Jumat bersih bersama warga,” rincinya.
Dikatakan Wamafma, pihaknya sangat terbuka dengan mahasiswa dari kampus lain jika mau melaksanakan KKN di tempatnya. Bahkan, dia sudah pernah meminta ke Unipa tetapi belum sempat, sekarang ada dari STIH Manokwari.
“Tahun kemarin di RT 01. Waktu itu saya datang sampaikan ke dosen pembimbingnya dan dibilang tunggu tahun depan. Jadi tahun ini masuk di sini,” jelas Wamafma.
Ia menambahkan, pihaknya dan mahasiswa KKN juga akan berkoordinasi dengan petugas Disdukcapil Kabupaten Manokwari untuk melakukan pengecekan administrasi kependudukan warga, seperti KTP, kartu keluarga, akta pernikahan, akta kematian, dan sebagainya.
“Memang sampai sekarang administrasi kependudukan masih menjadi persoalan kami di RT sini. Kami berharap petugas Disdukcapil bisa datang langsung ke sini untuk melakukan pelayanan administrasi kependudukan warga yang belum lengkap,” tutup Wamafma. [HEN-R1]
