Sorong, TP – Pemerintah Kabupaten Sorong merilis Laboratorium Inovasi (Labinov) yang memuat beragam program inovasi karya sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Sorong.
Labinov merupakan inovasi yang bertujuan mendorong percepatan inovasi di Pemerintah Pusat dan daerah dalam mencari solusi atas permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pada 2024, Labinov Kabupaten Sorong sudah memuat lebih dari 90 program inovasi yang terangkum, dimana total program inovasi itu membawa Kabupaten Sorong untuk melaju mendapatkan skor di angka 65 persen.
Skor tersebut menanjak drastis, dimana pada 2022, skor Kabupaten Sorong hanya 46 persen, 2023 naik tipis menjadi 47 persen, dan 2024 langsung meroket di angka 65 persen, sehingga berdasarkan kategori penilaian, angka itu sudah ada pada predikat sangat inovatif.
Penjabat Bupati Sorong, Edison Siagian mengatakan, prestasi Kabupaten Sorong untuk melahirkan inovasi sudah sangat baik, tetapi hal itu masih perlu didukung data riil dan valid.
“Data dukung adalah hal paling mendasar dan sangat dibutuhkan. Data adalah kunci pertama, sehingga inovasi yang dibuat bisa merepresentasikan data yang ada. Hal ini juga sangat dibutuhkan untuk penerapan inovasi yang maksimal,” jelas Siagian usai merilis Labinov Sorong 2024, Kamis (10/10/2024).
Sementara Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN), Yusharto Huntoyungo mengatakan, pihaknya melihat lahirnya inovasi memang benar-benar berangkat dari sejumlah permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sorong.
“Contohnya inovasi untuk melakukan inseminasi atau vaksin kepada ternak yang ada di Kabupaten Sorong. Itu juga berangkat dari permasalahan masih rendahnya produktivitas ternak. Ini adalah suatu inovasi yang cerdas,” kata Yusharto.
Dirinya meminta OPD lain harus melihat lagi permasalahan apa saja yang ada di setiap daerah. Dari permasalahan itu, kata dia, kemudian bisa digagas lagi inovasi yang sesuai.

Ia menilai satu program inovasi dengan program lainnya, sudah saling terintegrasi dan kolaborasinya sudah terbentuk. Misalnya, pada inovasi yang dilakukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah dan Dinas Pendidikan, dimana kedua OPD ini meramu inovasi untuk mengundang anak-anak PAUD untuk belajar secara langsung di perpustakaan.
Lanjut dia, melalui inovasi tersebut, maka anak-anak bisa lebih dekat dengan sumber pembelajaran yang dibutuhkan anak PAUD.
“Ini menjadi salah satu indikator penting untuk Pemerintah Kabupaten Sorong, sehingga menjadikan angka inovasi dari tahun ke tahun terus meningkat. Saya mencatat sejak 3 tahun yang lalu, statusnya masih disclaimer. Kemudian, di tahun 2022 baru masuk kategori inovatif, lanjut di tahun 2023 juga kategori inovatif. Sekarang di tahun 2024 dari hasil penilaian sementara, menunjukkan skor yang sangat bagus mengarah pada kategori daerah dengan predikat sangat inovatif,” jelasnya.
Yusharto berpesan agar para inivator harus terus merasa puas dengan proses yang dilalui, bukan pada hasil yang didapatkan. Sebab, kebanggaan pada proses yang dilalui akan menjadikan inovator itu untuk terus berupaya mengulangi proses pada subjek yang berbeda.
Dengan demikian, maka inovator tersebut akan menghasilkan lebih banyak lagi inovasi baru. [CR24-R1]


















