Manokwari, TP – Para pemuda di Papua secara khusus dan Papua Barat secara umum, diajak lebih produktif dengan mengembangkan potensi diri melalui berbagai sektor, seperti UMKM, pertanian, peternakan, dan lainnya.
Menurut Ketua Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Papua, Simon Tabuni, pemuda merupakan agen perubahan yang mempunyai peran cukup sentral dalam rangka pembangunan ke depan, baik itu pembangunan nasional maupun daerah.
Diungkapkannya, di Manokwari dan Papua Barat, ada begitu banyak anak muda, baik yang tergabung dalam kelompok organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, komunitas tertentu, dan ada juga yang sifatnya individu atau berjalan sendiri.
Dikatakannya, jika melihat secara demografi, latar belakang pendidikan yang cukup beragam, berdampak terhadap skill maupun pekerjaan yang dijalaninya.
Lanjut dia, tetapi tidak sedikit banyak pemuda yang mempunyai latar belakang pendidikan dan skill yang baik, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan yang baik.
Dengan kondisi itu, lanjut Tabuni, maka perlu ada suatu lembaga yang bisa mengakomodir pemuda agar lebih produktif. Sebaliknya, jika pemuda di era saat ini tidak produktif, bisa berdampak terhadap hal-hal negatif.
“Kami di PYCH sedang fokus mendorong pemuda bergerak lebih produktif. Ini juga sejalan dengan Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP),” ungkap Tabuni kepada Tabura Pos di Reremi Puncak, Manokwari, Kamis (10/10).
Dalam RIPPP, kata dia, terdapat program Papua produktif. Selain itu, secara spesifik, PYCH juga mendorong agar pemuda dalam menjalankan usaha bisa mendapat fasilitas memadai, baik dukungan dana sebagai modal usaha maupun pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sehingga usaha yang dijalankan bisa berkembang lebih baik.
Dijelaskannya, setelah usahanya berjalan, pihaknya memberikan pendampingan sebagai bentuk dukungan supaya hasil produksinya lebih berkualitas dan kontinyu, sehingga produk ini bisa mencapai pasar, baik lokal maupun nasional.
Dirinya menambahkan, selama perjalannya, PYCH sudah banyak membantu anak-anak muda, khususnya pelaku usaha di Papua Barat dalam menjalankan usahanya dengan melakukan survei terlebih dahulu dan melihat komitmen pelaku usaha.
Diungkapkannya, salah satu permasalahan yang ditemukan sekarang, banyak pemuda di usia produktif, tidak mempunyai skill. Bahkan, kata Tabuni, banyak pemuda yang secara mental dan psikologinya belum terbentuk secara baik.
Ia mencontohkan, saat ini banyak pemuda yang merasa minder, malu, dan merasa tidak mampu bersaing dengan pekerjaannya, kemudian menyebabkan banyak pemuda yang menjadi terpuruk dalam menjalankan usahanya dan tak bisa berbuat apa-apa.
“Saya beberapa kali memang mengajak untuk bekerja dengan saya jaga toko sayur atau bantu antar-antar saja itu sangat sulit, karena mereka merasa minder dan malu,” ungkap Tabuni.
Dijelaskannya, kondisi ini membutuhkan treatment khusus agar pemuda bisa terbentuk mental dan psikologinya. Treatment itu, kata dia, bisa berupa pelatihan dan pembinaan secara intens untuk menumbuhkan semangat.
Dikatakannya, hal berbeda justru ada pada pemuda di daerah Sorong. Ia menyebut, ada beberapa pemuda pelaku secara umum, mental dan psikologinya sudah terbentuk dengan baik, apalagi mereka berkolaborasi dengan suatu badan usaha untuk mendorong serta meningkatkan kualitasnya.
“Contohnya terkait pelatihan hidroponik. Jadi, ada beberapa kelompok pemuda di Sorong tidak punya skill, kemudian dilatih mengelola sayuran secara hidroponik dan mereka saat ini bisa lebih produktif dan mendapat pendapatan,” kata Tabuni.
Dirinya tidak memungkiri bahwa di wilayah Manokwari juga ada beberapa pemuda pelaku usaha yang cukup berhasil dalam menjalankan usahanya, seperti Anggi Mart dan beberapa pelaku usaha yang bergerak di bidang lain, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan lainnya.
Tabuni menuturkan, harus diakui keberhasilan itu berkat dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak yang terus mendorong pengembangan kepemudaan di daerah untuk lebih produktif.
Dikatakannya, saat ini Papua membutuhkan anak muda yang bisa menjadi penggerak dan penghubung, memberikan kontribusi bagi tanah Papua, terutama bagaimana bisa membantu pemuda untuk lebih produktif, baik itu di daerah perkotaan maupun pelosok kampung.
“Kami mengajak teman-teman pemuda untuk menjadi produktif dengan bergerak di berbagai sektor, baik itu UMKM, pertanian, peternakan, dan sebagainya, karena ini sangat menjanjikan. Jangan hanya terfokus menjadi PNS, apalagi malas-malasan,” tandas Tabuni. [AND-R1]


















