Manokwari, TP – Ketua Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Papua, Simon Tabuni berharap ada suatu badan yang menjadi penghubung agar hasil produksi masyarakat, terutama di sektor pertanian dan perkebunan bisa dipasarkan secara lokal maupun nasional.
Menurutnya, sumber daya alam di Papua Barat cukup melimpah, tetapi pengelolaan dan manajemennya belum berjalan baik, karena tidak didukung sistem yang baik.
Di sektor pertanian, Tabuni mencontohkan, Pegunungan Arfak (Pegaf) diketahui menjadi salah satu daerah penghasil produk pertanian dan perkebunan yang cukup baik dari segi kualitas maupun produktivitas, terutama sayur dan buah.
Namun sayang, kata dia, hasil pertanian sejauh ini hanya bisa dipasarkan di wilayah Manokwari dan sedikit ke Teluk Bintuni. Padahal, jelas Tabuni, jika dilihat dari potensi pasarnya, hasil pertanian ini juga diminati banyak daerah di luar Manokwari, terutama di daerah Sorong, Biak, Serui, Waropen, dan beberapa daerah lain.
Ia menjelaskan sejauh ini, para petani belum bisa mendistribusikan hasil pertanian dan perkebunannya, karena tidak ada suatu badan yang menjadi jembatan atau penghubung.
“Ini sebenarnya potensi dan bisa membantu masyarakat agar kehidupannya lebih baik lagi dengan terjadi peningkatan ekonomi. Namun, selama ini hanya beredar di Manokwari, lalu sedikit ke Teluk Bintuni. Jadi, petani-petani kita, kualitas hidupnya seperti itu saja,” kata Tabuni kepada Tabura Pos di Reremi Puncak, Manokwari, kemarin.
Dirinya mengaku pembentukan suatu badan sebagai penghubung untuk memasarkan hasil produksi petani, terus didorong ke instansi terkait direspon baik, tetapi hanya sekedar wacana dan belum ada eksekusi sampai sekarang.
“Selama ini peran itu dimainkan oleh kami dari PYCH, Bank Indonesia, Dekranasda, dan lain-lain, tetapi itu belum maksimal. Oleh sebab itu, harus ada sebuah badan yang memang bergerak di bidang itu,” harap Tabuni. [AND-R1]


















