Manokwari, TP – Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Papua Barat, Thamrin Payapo membuka sosialisasi dan edukasi pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme terhadap para pelajar dan organisasi perempuan di salah satu hotel di Manokwari, Kamis (17/10).
Kegiatan ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Bidang Perempuan dan Anak, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Papua Barat.
Payapo mengatakan, berdasarkan penelitian BNPT pada 2023, Indeks Potensi Radikalisme (IPR) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 1,7 persen dibandingkan 2022.
Hasil survei, kata dia, menunjukkan jika IPR lebih tinggi pada perempuan, generasi Z, dan masyarakat yang aktif di internet. Data tersebut memberikan warning untuk terus melakukan berbagai langkah dan upaya pencegahan secara terencana, terukur dan berkesinambungan agar di Provinsi Papua Barat melalui kearifan lokal bisa membimbing, membina, dan mengedukasi kaum perempuan dan anak sehingga tidak terjerumus dalam tindakan anarkhis, intoleransi, radikalisme maupun terorisme.
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi dan kalau bukan kitorang, siapa lagi yang mau membentengi kaum perempuan dan anak agar tidak terjerumus akibat konten-konten negatif yang disebarkan pelaku, baik melalui media sosial maupun tindakan lansung,” ujar Payapo.
Kepala Kesbangpol menambahkan, pihaknya menginginkan daerah Papua Barat tetap aman, kondusif, dan tentram agar seluruh aktivitas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan maupun pelayanan umum kepada masyarakat berjalan baik dan lancar.
“Harapan kami, semoga kegiatan ini bisa menjadi bekal membentengi diri dari pengaruh paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme,” pinta Payapo.

Sebelumnya, Direktur Perangkat Hukum Internasional, BNPT, Imam Subekti mengatakan, kegiatan dilaksanakan bertujuan memberikan pemahaman dan mencegah penyebaran paham radikalisme maupun terorisme.
Menurut dia, pelajar merupakan generasi muda dan aset negara yang harus dilindungi termasuk dari penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
Ditegaskan Subekti, hal tersebut penting karena generasi muda sekarang sangat rentan dan menjadi sasaran penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui kemajuan teknologi.

Dikatakannya, sesuai tema kegiatan, maka melalui kegiatan ini diharapkan para pelajar sebagai aset bangsa bisa menjadi generasi yang tangguh dan kuat sesuai harapan bangsa.
“Kami ingin generasi muda bisa berkreasi lebih baik lagi dan orang tua harus bisa mengedukasi, membimbing anak-anaknya untuk tumbuh dengan baik,” harapnya.
Kegiatan yang turut dihadiri Ketua FKPT Provinsi Papua Barat, Musa Kamudi diisi dengan diskusi dan tanya jawab bersama sejumlah narasumber, diantaranya Imam Subekti dengan materi ‘Peran Keluarga Dalam Mencegah Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme’, psikolog Sentra Medika, Neliana Puspita Sari dengan materi ‘Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku, dan aktivis perempuan, Yuliana Numberi. [AND-R1]


















