Manokwari, TP – Kehadiran Maxim di Kabupaten Manokwari, ternyata membuat keresahan terhadap para pejasa ojek, bahkan berpotensi menimbulkan konflik di lapangan.
Ketua Ojek Bintang Nusantara (BINUS), Anthon Worabay mengakui, ada beberapa kejadian yang ditemukan di lapangan yang berdampak terhadap pejasa ojek konvensional dan bisa memicu konflik.
Ditegaskan Worabay, ojek BINUS dan dan ojek online Maxim tidak mempunyai hubungan kerja sama. Setiap anggota, kata dia, mempunyai hak untuk menentukan sikap dalam memilih.
Apabila sudah terdaftar dalam organisasi ojek BINUS, tegas dia, maka hak penggunaan keanggotaan sebagai ojek akan diatur organisasi dan tidak diizinkan mempunyai dua jasa ojek.
“Misalnya sudah memakai ojek konvensional lalu mendaftarkan diri sebagai ojek online Maxim dengan menggunakan atribut ojek konvensional,” ujar Worabay kepada Tabura Pos via ponselnya, Rabu (16/10).
Ia menegaskan, jika ada orderan memuat penumpang dengan menggunakan dua jasa ojek, itu telah melanggar ketentuan yang berlaku dalam organisasi ojek konvensional.
Diungkapkan Worabay, beberapa hari belakangan ini, ada oknum ojek konvensional yang mendapat orderan lewat aplikasi, lalu mengantar penumpang ke tempat tujuan dengan meminta bayaran tidak sesuai.
“Bahkan, ada masyarakat yang mengeluh, yang dipesan ojek online lewat aplikasi Maxim, yang datang menjemput adalah ojek konvensional,” terang Worabay.
Untuk itu, ia menegaskan, pihaknya tidak akan bertanggung jawab terhadap kejadian dalam bentuk apapun terkait penggunaan aplikasi Maxim.
“Misalnya ada ketinggalan barang bawaan di motor ojek sementara yang bersangkutan hanya menggunakan aplikasi, tetapi tidak menggunakan atribut ojek online Maxim. Kalau ada pengaduan seperti itu ke Kantor BINUS, maka pengurus tidak bertanggung jawab,” tukas Worabay.
Dirinya mengingatkan ojek konvensional tidak diperkenankan memakai aplikasi ojek online Maxim dan jika kedapatan, maka ojek yang bersangkutan akan dikenakan sanksi dan hak keanggotaannya dicabut.
Dirinya mengaku pihaknya tidak akan menjalin kerja sama dengan ojek online Maxim dan tetap konsisten menunggu sampai ada peraturan tentang ojek di Manokwari sesuai keputusan harga yang ditetapkan.
Untuk pihak ojek Maxim, tegas Worabay, pihaknya tidak akan berkompromi dan meminta pengelola ojek Maxim memperhatikan secara seksama setiap anggota yang beroperasi di lapangan.
“Wajib menggunakan atribut online atau atribut ojek Maxim dan tidak diperkenankan memuat penumpang dengan radius 100 meter dari pangkalan ojek konvensional,” ujar Worabay.
Dirinya berharap hal-hal ini bisa menjadi perhatian pengelolaan ojek Maxim guna menjaga ketertiban dan kenyamanan. Sebab, kata dia, kehadiran ojek Maxim sangat mengganggu ojek konvensional yang ada dan sangat rentan menimbulkan keributan.
Secara terpisah, Yudi selaku pengelola Maxim Cabang Manokwari menegaskan, Maxim bukan organisasi ojek baru, tetapi perusahaan yang hanya menawarkan layanan transportasi menggunakan aplikasi terhadap pengguna jasa.
Menurutnya, Maxim hanya layanan tambahan terhadap para pejasa ojek konvensional yang sebelumnya sudah ada. Artinya, ia menjelaskan, posisi Maxim berada di belakang ojek konvensional, bukan mendahului.
Ia menerangkan, sejak awal sudah dilakukan pertemuan dan Maxim tidak akan mengganggu keberadaan ojek konvensional. Di sisi lain, tambah Yudi, jika ada pejasa ojek konvensional yang ingin menggunakan layanan Maxim, tidak ada masalah.
Diutarakan Yudi, pada dasarnya, pihaknya tidak mempermasalahkan, apalagi ada kesan kehadiran Maxim untuk menggantikan ojek konvensional.
“Kami tidak pernah memaksa. Kalau pun ada yang mau menggunakan layanan Maxim, silakan juga,” kata Yudi yang dikonfirmasi Tabura Pos di kantornya, Kamis (17/10).
Ia mengatakan, sejauh ini masyarakat cukup antusias menggunakan layanan Maxim dan kebanyakan digunakan pejasa ojek konvensional.
“Secara orderan setiap hari bisa mencapai 800-900 orderan. Itu yang selesai dan itu terus meningkat. Pada dasarnya, kami tidak ingin mengganggu pejasa ojek konvensional di Manokwari. Kalau memang ada hal-hal yang tidak berkenan, kita bisa duduk bersama mencari solusi terbaik,” tandas Yudi. [AND-R1]