• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Sabtu, Juni 28, 2025
  • Login
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
No Result
View All Result
Home POLHUKRIM

Unipa Gelar Napak Tilas Mengenang Sejarah

AdminTabura by AdminTabura
04/11/2024
in POLHUKRIM
0
Unipa Gelar Napak Tilas Mengenang Sejarah

Keluarga besar Unipa Manokwari mengikuti napak tilas, Sabtu (2/11). TP/AND

0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Manokwari, TP – Univeristas Papua (Unipa) Manokwari mengadakan napak tilas dalam rangka memperingati dies natalis ke-24, Sabtu (2/11). Napak tilas diawali dengan mengheningkan cipta di depan gedung Sriyono, lalu berjalan menuju gedung rektorat lama.

Menurut Rektor Unipa Manokwari, Dr. Hugo Warami, kegiatan yang baru digelar ini karena sejak keberadaan Unipa, banyak sekali simpang siur dan pendidikan literasi sejarah yang belum menyentuh civitas akademika.

Dijelaskan Warami, pihaknya mendorong agar semua orang, khususnya keluarga besar Unipa, baik dosen, pegawai, dan mahasiswa bisa memahami bahwa sesungguhnya ada sebuah perjalanan panjang, sehingga Unipa ini ada, karena andil berbagai pihak, bukan hadir begitu saja.

Diterangkan Rektor, semua orang di organisasi perangkat daerah (OPD) di bidang pertanian ikut merasakan kehadiran lembaga ini, bersimbiosis dari lembaga pertanian menuju Fakultas Pertanian, dan menjadi Unipa.

Warami mengungkapkan, napak tilas ini bagian dari kegiatan merefleksikan dan memperbaiki jalinan sejarah yang berliku-liku, sehingga ke depan ada dokumentasi sejarah yang jelas dan lengkap untuk kemajuan Unipa.

Di sisi lain, ia mendorong agar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unipa sebagai cagar budaya, ditandai dengan penandatanganan pencanangan cagar budaya.

Rektor Unipa Manokwari, Dr. Hugo Warami menandatangani pencanangan cagar udaya gedung LPPM Unipa Manokwari, Sabtu (2/11). TP/AND

Untuk mewujudkan hal tersebut, Rektor akan mendorong pihak terkait, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membantu memverifikasi apa saja persyaratan yang harus dipenuhi.

“Kalau ada yang kurang, kita penuhi, kita benahi, sehingga kalau syaratnya sudah lengkap, tahun depan, mudah-mudahan kita bisa deklarasikan lembaga itu hadir,” ungkap Warami kepada para wartawan di Unipa Manokwari, Sabtu (2/11).

Diceritakan Rektor, LPPM hadir pada 1961 dan menjadi lembaga terbesar di kawasan Asia Pasifik kala itu, dengan namanya Agraris Profesional Manokwari (APM).

Dirinya menambahkan, di awal pendiriannya, ada sejumlah karyawan dialihkan dari Jayapura untuk membantu dan mereka akhirnya menetap di Amban, juga terkait Jemaat Petrus, Amban.

Dijelaskannya, lembaga ini juga berdiri karena Pemerintah Belanda melihat Manokwari memiliki potensi pertanian yang luar biasa, sehingga kala itu Pemerintah Belanda mengirim 1.500 koloni untuk bekerja di Manokwari.

“Kalau kita lihat kilas balik foto-foto mereka, yang menyebar ke Brawijaya, Manggoapi untuk membuka lahan pertanian dan menyebar sampai ke Warmare, Prafi dan seterusnya. Potensi pertanian ini lalu menjadi sejarah lahirnya LPP,” kata Warami.

Rektor menerangkan, proses peralihan terjadi dari Pemerintah Belanda ke Pemerintah Indonesia, ada 2 versi, yakni proses peralihan, Irian Barat masuk menjadi bagian dari NKRI.

Keluarga besar Unipa Manokwari mengikuti napak tilas, Sabtu (2/11). TP/AND

Namun, sambung Warami, ada juga yang menyebut proses peralihan terjadi karena Pemerintah Belanda menghentikan bantuan pada tahun ketiga melalui Joint Development Foundation yang waktu itu membantu pertanian di Papua.

Selain itu, para karyawan disebut tak menerima gaji selama 3 bulan, sehingga pemerintah daerah mengambil inisiatif, meminta Departemen Pertanian membantu pembiayaan supaya lembaga pertanian ini tetap eksis.

Selanjutnya, kata Warami, lembaga pertanian ini bisa diterima Pemerintah Irian Barat, lalu diserahkan ke Universitas Cendrawasih (Uncen). Asetnya lalu diserahkan lagi menjadi aset milik Fakultas Pertanian, Uncen, lalu pada 2.000 menjadi aset terbesar yang mendukung kelahiran Universitas Papua.

“Itu sekilas bagaimana proses alih tanah dari Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Indonesia. Kemudian dari pemerintah, Departemen Pertanian ke Pemerintah Provinsi Irian Barat, kemudian ke Pemerintah Provinsi Irian Jaya dan ke Provinsi Papua,” jelas Rektor.

Warami mengatakan, dengan demikian, apabila dihitung mulai pendirian Fakultas Pertanian ini sudah berusia 62 tahun. Berarti, ujar Rektor, gedung ini sudah melampaui usia 50 tahun sebagai syarat sebuah cagar budaya.

“Kita akan canangkan agar gedung LPPM, struktur bangunan jangan diubah. Isinya bisa direnovasi, tetapi sebatas merawat. Bangunan tetap seperti ini, sehingga bisa masuk dalam usulan kita menjadi cagar budaya, karena usianya sudah melampaui 50 tahun,” terang Warami.

Diutarakannya, untuk mendorong cagar budaya, nanti akan diusulkan ke pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi cagar budaya sebagai salah satu warisan tertua peninggalan Belanda.

“Sejarah memang tidak dilirik banyak orang, karena tidak dianggap apa-apa, tetapi fakta sejarah itu yang merekam seluruh proses peradaban dari sebuah bangsa dan peradaban di lembaga ini berawal dari tempat ini,” jelas Rektor.

Di samping itu, tambah Warami, untuk mendukung pencanangan cagar budaya, pihaknya akan mendorong museum pendidikan Unipa, sehingga semua aset atau koleksi herbarium, alat-alat pertanian tradisional di semua bidang ilmu, korpus data serta artefak seni budaya akan dikumpulkan menjadi satu.

“Mudah-mudahan apa yang nanti kita usulkan bisa menjadi unit penunjang akademi museum pendidikan. Ini harapan kita untuk mengembangkan Unipa jauh lebih maju ke depan,” pungkas Warami. [AND-R1] 

Previous Post

Perpendek Layanan Admindukcapil, Kedepan Pengurusannya di Distrik

Next Post

Pilkada Manokwari Jadi Indikator dan Gambaran Indeks Demokrasi di Papua Barat

Next Post
Unipa Gelar Napak Tilas Mengenang Sejarah

Pilkada Manokwari Jadi Indikator dan Gambaran Indeks Demokrasi di Papua Barat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTORIAL ASTON

iklan

Browse by Category

  • BINTUNI
  • BUDAYA & PARIWISATA
  • DAERAH
  • DIKKES
  • EKBIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • KABAR PAPUA
  • KAIMANA
  • KESEHATAN
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS PAPUA
  • MANOKWARI
  • MANSEL
  • NASIONAL
  • PAPUA BARAT
  • PAPUA BARAT DAYA
  • PARLEMENTARIA
  • PEGAF
  • PENDIDIKAN
  • POLHUKRIM
  • TELUK WONDAMA
  • Uncategorized
  • VIDEO

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!