Manokwari, TP – Misi mulia Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua Barat merenovasi Sekolah Dasar (SD) Sowi Indah, Kabupaten Manokwari akhirnya selesai. Sebelum direnovasi sekolah tersebut tampak kumuh, setelah dua bulan pekerjaan sekolah tersebut kini tamapk bersih dan sudah bisa dioperasionalkan untuk proses belajar mengajar.
Adapun operasional atau penggunakan gedung baru ini ditandai dengan acara peresmian oleh Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Papua Barat, Muhammad Syarifuddin bertempat di SD Sowi Indah, Manokwari, Selasa (05/11).
Acara peresmian ini juga disaksikan oleh sejumlah Pejabat Utama (PJU) Kejati Papua Barat, pengurus Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Papua Barat, Pendiri atau Ketua Pembina Yayasan Cahaya Papua SD Sowi Indah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Balai Jalan Nasional, Balai Sungai, Balai Perumahan serta orang tua dan murid SD Sowi Indah.
Acara peresmian ini juga ditandai dengan penyerahan bantuan berupa sepangan sepatu kepada seluruh siswa siswi di sekolah tersebut.
Kajati Papua Barat, Muhammad Syarufuddin menyampaikan bahwa, setelah dilakukan renovasi pasca peletakkan batu pertama sejak dua bulan lalu, kondisi SD Sowi Indah kini jauh lebih baik.
Hal ini diharapkan bisa menjadi langkah awal meningkatkan tatanan pendidikan bagi anak-anak agar bisa lebih berkembang diseluruh pelosok-pelosok daerah di Papua Barat khususnya di Manokwari.

Diharapkan pula langkah ini bisa membantu pendidikan anak-anak agar kelak menjadi anak-anak yang berguna dan menjadi pemimpin dimasa depan baik didaerah maupun ditingkat nasional.
Kajati menegaskan bahwa komitmen pihkanya untuk mendukung pendidikan yang lebih baik tidak berhenti disini dan tetap menjadi atensi dan perhatian kedepan.
Untuk itu, Kajati meminta partisipasi pemerintah daerah agar SD Sowi Indah menjadi salah satu sekolah prioritas yang mendapat bantuan dari baik dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten.
Kajati mengajak kepada sleuruh pihak agar langkah ini terus berkembang kedaerah lain, menyentuh di pelosok-pelosok daerah sehingga anak-anak memperoleh haknya dalam hal pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
“Kami Kejati bukan hanya dalam rangka penegakkan hukum tapi juga berkontribusi dalam masyarakat untuk lebih cerdas dan bermanfaat dikemudian harim, kedepan kami dorong agar ada sekolah permanen nanti disini, tadi kita sudah lihat ada kekurangan nanti kita perbaiki,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat, H. Abdul Fatah menyampaikan apresiasi kepada Kejati Papua Barat yang telah menjadi garda terdepan memperhatikan pendidikan anak-anak di Manokwari meskipun baru beberapa bulan bertugas.
Abdul Fatah mengaku bahwa pihaknya juga akan terus mendorong dinas pendidikan Kabupaten Manokwari agar bisa memberikan perhatian lebih serius kepada sekolah ini.
Pada kesempatan ini, Abdul Fatah juga menyampaikan pihaknya memberikan membantu meja dan kursi 30 pasang, serta satu unit komputer dan printer.
“Untuk meja masih ada kurang 14 nanti kita akan drop semua, terima kasih kepada Kejati Papua Barat atas perhatiannya,” ucap Abdul Fatah.
Sebelumnya, Pendiri sekaligus Pembina Yayasan Cahaya Papua Barat, Theresia Ngutra yang tampak tidka mampu menahan tangisannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kejati Papua Barat yang telah mengubah SD Sowi Indah dari sebelumnya seperti kandnag sapi menjadi sekolah yang indah.
“Terima kasih Kejati sekolah ini bisa menjadi indah seperti ini, saya percaya kita semua berkumpul untuk membangun Papua melalui pendidikan,” ungkap Theresia.
Diungkapkannya bahwa, setelah peresmian ini sekolah akan kembali dioperasionalkan. Sesuai dengan konsep awal sejak sekolah ini hadir, pihaknya akan tetap menerapkan sekolah gratis bagi anak-anak.
Menurutnya, penerapan sekolah gratis ini bukan buah pemikirnnya melainkan sudah menjadi program pemerintah yang sudah seharusnya dijalankan oleh pemerinah didaerah.

Pendidikan gratis sudah diamantkan didalam Undang-undang dan sudah sepatutnya anak-anak secara umum di Papua juga mendapatkan haknya.
Lebih jauh Theresia mengungkapkan bahwa konsep sekolah gratis diterapkan oleh pihaknya karena memang sudah ada dana BOS. Kemudian untuk saranan dan prasarana, gaji pegawai semua sudah ditanggung pemerintah sehingga tidak ada alasan untuk dilakukan pungutan.
“Artinya semua sudah tersedia kita tinggal jalankan tapi faktaya masih ada sekolah yang mengambil pungutan dan biaya yang mahal,” ungkapnya lagi.
“Disini 98 persen orang tunya petani, sisanya pejasa ojek, jual pakaian dan sebagainya, kalau kita ambil pungutan diluar kemampuan mereka sama saja kita batasi hak mereka mendapatkan pendidikan. Jadi secara umum kami juga disini tidak ada aturan anak-anak datang dengan baju biasa, pake sandal tidak masalah yang penting mereka bisa belajar,” tambahnya.
Dari catatan Tabura Pos, SD Sowi Indah berada dibawah Yayasan Cahaya Papua. Di sekolah tersebut terdapat sebanyak 34 siswa siswi.
Sebelum direnovasi, anak-anak di sekolah terpaksa harus belajar dengan kondisi yang memprihatinkan dan bangunannya sangat tidak layak, padahal sekolah tersebut sudah memiliki nomor pokok sekolah nasional dan siswanya terdaftar di dapodik.
Sebelumnya, di sekolah itu hanya terdapat ruangan belajar yang kecil sehingga mereka harus bertumpuk-tumpukan. Dindingnya hanya terbuat dari papan, tripkes dan spanduk.
Selain itu, tidak ada ruangan khusus untuk guru, termasuk kamar mandi dan WC. Fasilitas belajara mengajar yang digunakan juga hanya seadanya, seperti papan tulis dan beberapa meja dan kursi yang digunakan. Beberapa anak-anak tampak harus berdiri karena meja dan kursinya tidak mencukupi.
Atap sekolah yang selama ini menggunakan terpal baru saja diganti menggunakan seng, sehingga anak-anak belajar tidak lagi kehujanan dan kepanasan.
Bukan hanya itu, beberapa anak-anak ke sekolah tidak menggunakan baju seragam dan menggunakan baju biasa, ada juga yang hanya menggunakan sandal jepit bahkan ada yang tidak menggunakan alas kaki sama sekali.
Setelah di renovasi sekolah tersebut kini tampak berubah total. Kondisi bangunan juga tampak lebih baik dibandingkan sebelumnya. Selain itu, sekolah yang sebelumnya hanya ada satu ruangan kini terdapat sebanyak 5 ruangan yang terdiri satu ruang guru, 3 ruang kelas, dan satu WC umum. Diruang kelas juga dilengkapi kipas anging, meja dan kuris, papan tulis. [AND-R6]


















