Manokwari, TP – Musyawarah Besar (Mubes) I perkumpulan asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua Provinsi Papua Barat berjalan dengan sukses. Mubes I ini diselenggarakan di Auditorium BPMP Papua Barat selama dua hari yakni, 4-5 November 2024.
Berdasakan keputusan hasil Mubes I, Alex Wonggor terpilih menjadi Ketua Umum perkumpulan asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua Provinsi Papua Barat periode 2024-2029.
Selain itu, hasil Mubes I ini juga, setelah dilakukan verifikasi data menetapkan sebanyak 69 asosiasi yang terhimpun didalam perkumpulan asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua Provinsi Papua Barat periode 2024-2029.
Ketua Umum Perkumpulan Asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua, Alex Wonggor mengatakan, bahwa dalam Mubes I ini juga telah disepakati beberapa rekomendasi dan pihaknya akan bekerja sesuai dengan rekomendasi program kerja yang dihasilkan tersebut.
Pihaknya berharap pemerintah maupun kementerian yang ada di Papua Barat bisa memprogramkan permintaan mereka baik melalui APBD Provinsi maupun APBN Kementerian untuk kemudian dibagi kepada 69 asosiasi yang ada.
“Salah satu program kita beberapa hari kedepan melakukan verifikasi ulang atau pendataan ulang terhadap asosiasi yang ada, kami sudah sampaikan juga tahun 2025 nanti kita tidak akan demo lagi,” kata Alex kepada wartawan di Auditorium BPMP Amban, Manokwari, Selasa (05/11).

Sekertaris Umum Perkumpulan Asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua, Lewis Wanggai menambahkan bahwa salah satu fokus utama dari kepengurusan ini adalah melakukan verifikasi data secara berkala karena semua pekerjaan akan dilakukan berdasarkan data.
“Jadi data ini nanti kita akan serahkan ke DPR termasuk Biro Barang dan Jasa agar data ini menjadi rujukan pemerintah mengalokasikan anggaran atau dana otsu bagi para kontraktor,” tambahnya.
Ketua Panitia Mubes I sekaligus penanggungjawab Perkumpulan Asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua, Goodtlife W. Baransano mengatakan secara umum Mubes I ini berjalan dengan baik dan lancar.

Baransano mengatakan bahwa hasil Mubes I ini menjadi suatu pergumulan bagi Perkumpulan Asosiasi lokal kontraktor orang asli Papua dari tahun sebelumnya hingga tahun kedepannya.
Menurutnya, jika menyikapi situasi saat ini perlu memang ada kebijakan keberpihakan bagaimana pemerintah mencerdaskan tadi sudah ada rekomendasi dan hasilnya sudah disusun melalui program-program yang ada.
“Teman-teman ini sederhana saja, jangan menganggap SDM Papua belum cerdas, mereka sangat mampu dan bisa buktinya ada puluhan logo yang berbadan hukum yang merupakan produk teman-teman asosiasi sendiri, ini sangat luar biasa,” tandasnya. [AND-R6]


















