Manokwari, TP – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat berupaya melengkapi pemenuhan tenaga dokter sub spesialis dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kesehatan di Papua Barat.
Ketua IDI Papua Barat, Dokter Adhe Ismawan mengatakan, IDI Papua Barat masih terkendala dengan persoalan jumlah tenaga dokter terutama dokter spesialis.
Dikatakan Ismawan, untuk menjawab kekurangan kebutuhan dokter, maka pihaknya terus berkoordinasi dengan pusat pengurus besar.
“Kita dari beberapa instansi, baik rumah sakit provinsi maupun kabupaten akan menjaling kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi pendidikan profesi kedokteran,” kata Ismawan kepada wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (11/11/2024).
Mudah-mudahan, apa yang sedang diupayakan IDI Papua Barat untuk melengkapi kebutuhan tenaga dokter mendapatkan hasil yang baik lagi, harap Ismawan.
Sehingga, sambung dia, beberapa tenaga dokter spesialis yang belum tersedia dapat dilengkapi, agar berdampak pada pelayanan kesehatan yang lebih baik di Papua Barat.
“Artinya, kita tidak perlu lagi rujuk keluar daerah. Tetapi, kita bisa melakukan penanganan disini,” ujar Ismawan seraya menambahkan, dari 5 cabang IDI Papua Barat mulai dari, Manokwari Raya, baik Manokwari, Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak.
Kemudian, sambung dia, cabang kedua, Kabupaten Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Fakfak dan Kaimana memiliki sebanyak 400 dokter umum dan dokter spesialis, termasuk dokter insentif dan dokter sub spesialis.
“Kalau tenaga dokter 4 dasar pelayanan spesialis dasar rata-rata setiap Kabupaten sudah ada, baik penyakit dalam, anak, bedah dan kandungan,” ujar Ismawan.
Hanya saja, tambah Ismawan, beberapa dokter sub spesialis seperti jantung di Manokwari baru ada dua orang dokter, bedah saraf sudah punya, sedangkan bedah saraf yang khusus menangani serangan mendadak belum ada.
Kemudian, lanjut dia, dokter ortopedia baru satu orang, dokter anak di Manokwari baru dua orang dan dokter anastesi juga baru satu orang.
“Kekurang tenaga dokter masih menjadi kendala yang perlu diatasi dengan bekerjasama dengan menjaling kerja sama agar pemenuhan kebutuhan dokter di Papua Barat dapat terjawab,” tandas Ismawan. [FSM-R5]


















