Manokwari, TP – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat, mencatat tahun 2024 terdapat ratusan kasus baru HIV atau Human Immunodeficiency virus di wilayah Papua Barat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua Barat, Dr. Alwan Rimosan, Sp.B,FINACCS menerangkan, sampai dengan tahun 2024 terlaporkan penemuan sebanyak 3.561 kasus HIV yang tersebar di kabupaten di Provinsi Papua Barat.
Rimosan merincikan, Kabupaten Manokwari tercatat kasus terbanyak sebanyak 1.525 kasus, disusul Kabupaten Teluk Bintuni sebanyak 720 kasus, Kabupaten Kaimana 717 kasus, Kabupaten Fakfak 420 kasus, Kabupaten Teluk Wondama 133 kasus, dan Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) sebanyak 46 Kasus.
Diterangkannya, dari bulan Januari sampai dengan November 2024 telah dilakukan periksaan HIV sebanyak 2.550 test dengan hasil positif sebanyak 540 kasus yang merupakan kasus baru.
“Kasus baru dari pemeriksaan HIV Januari-November 2024 dari hasil tes sebanyak 540 kasus hampir kurang lebih 20 persen dan yang memulai pengobatan sebanyak 508 orang,” jelas Rimosan kepada wartawan di Traffic Light Trikora Wosi, Minggu (1/12/2024).
Dijelaskannya, sebanyak 508 orang pasien tersebar di Provinsi Papua Barat dan terpantau sudah mengkonsumsi obat ARV atau antiretroviral.
“Data yang diambil tahun terakhir yaitu tahun 2023-2024 yaitu 540 orang itu. Kalau yang lain sudah dalam pengobatan mengkonsumsi ARV,” jelasnya.
Rimosan mengungkapkan, Dinkes Papua Barat terus bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS dan LSM agar membantu para pasien mendapatkan pelayanan medis, pelayanan sosial, sehingga pasien bisa terbantukan dengan mendapatkan obat-obatan dengan baik.
“HIV ini sama dengan penyakit yang lainnya. Orang HIV dengan mengkonsumsi ARV sampai dengan akhir hayatnya dengan keadaan yang baik. Orang dengan HIV bisa mendapatkan ARV secara gratis,” jelasnya.
Rimosan menambahkan, pemeriksaan HIV bisa dilakukan di rumah sakit maupun di puskesmas secara gratis hampir di wilayah Provinsi Papua barat.
Menurutnya, khusus di Kabupaten Manokwari sudah terdapat 22 fasilitas kesehatan tingkat puskesmas dan rumah sakit yang dapat melayani pemeriksaan HIV.
“Untuk di kabupaten lain di wilayah Provinsi Papua Barat hampir semua rumah sakit dan puskesmas juga sudah bisa melayani,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pemeriksaan HIV dihari biasa tetap gratis, karena memang sudah ada tes-nya dan vira loud-nya. Para pasien atau penyintas selalu disuplay dengan obat-obatan.
“Obat-obatan kita drop ke puskesmas untuk menjawab kebutuhan masyarakat mungkin saat periksa kemudian hasilnya positif,” pungkasnya.
Kepala Dinkes Papua Barat ini yakin, HIV/AIDS bisa dikurangi bahkan dilawan, karena faktanya virus (covid) yang sempat menjadi pandemic bisa dilawan, sehingga eliminisasi HIV/AIDS juga bisa dilakukan.
Rimosan menambahkan, bila bisa dideteksi dari awal sejak dini dan dengan pengobatan ARV maka daya imunitas tubuh pasien akan meningkat.
“Jadi, dengan pengobatan ARV yang terus menerus, gizi, suport dengan sosial, maka angka harapan hidup akan tinggi,” pungkasnya. [SDR-R4]