Manokwari, TP – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Manokwari mengimbau kepada seluruh masyarakat khususunya di Manokwari untuk mewaspadai peningkatan curah hujan selama libur Natal dan Tahun Baru.
Kepala BMKG Manokwari, Daniel tandi mengatakan, secara umum di wilayah Papua sudah memasuki musim penghujan sejak awal Desember 2024 lalu. Musim penghujan ini akan berlangsung hingga April 2025 yang puncaknya terjadi pada Maret 2025.
Dengan demikian, pada libur Natal dan Tahun Baru ini kemungkinan besar akan di guyur hujan dengan intensitas yang bervariasi terutama diwilayah Manokwari.
Menurut Daniel, terkait dengan hal tersbeut masyarakat perlu mengantisipasi potensi bencana alam seperti, banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang menyebabkan tinggi gelombang.
Potensi banjir perlu diwaspadai bagi masyarakat yang berada disekitar sungai atau daerah rendah karena hujan dengan intensitas lebat maupun sedang bisa menyebabkan banjir.
Bagi masyarakat yang rumahnya berada di tebing jurang atau agak curam juga harus waspada terhadap potensi tanah longsor karena hujan yang terus mengguyur dapat menyebabkan tanah menjadi lunak, tanah tanpa penyangga mudah terjadi longsor.
“Khusus untuk di Manokwari tanah longsor sering kali terjadi didaerah Tanah Rubuh, hujan ringan saja mudah sekali longsor,” ungkap Daniel melalui telpon selulernya, Kamis (19/12).
Kemudian untuk masyarakat yang berada didaerah pesisir harus waspada terhadap angin kencang yang dapat menimbulkan tinggi gelombang.
Masyarakat yang beraktifitas dilaut seperti kapal penyebrangan dan nelayan harus waspada karena saat hujan lebat sering muncul awan kumulonimbus disertai petir dan angin kencang.
Untuk wilayah Manokwari harus diwaspadai oleh masyarakat pesisir di bagian Utara Manokwari karena daerah terbuka, sedangkan didaerah Teluk Doreri masih dilindungi oleh Pulau Lemon dan Pulau Mansinam.
“Jadi ini beberapa hal yang harus diwaspadai karena kita sedang berada di musim penghujan,” ungkapnya.
Menurut Daniel dalam rangka mengantisipasi potensi bencana alam yang terjadi, BMKG terus berupaya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai prediksi curah hujan dan potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
“Untuk mitigasi kita mungkin mengurangi dahan pohon yang terlalu lebat sehingga saat angin kencang tidak tumbang,” pungkasnya. [AND-R6]