Manokwari, TP – Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kabupaten Manokwari, kembali harus mewaspadai Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) pada hewan kaki belah, seperti sapi.
Kepala Bidang Peternakan Dinas PKP Kabupaten Manokwari, Nixon Karubaba mengungkapkan, PMK kembali merambah beberapa daerah di Pulau Jawa, bahkan sudah terdapat di Pulau Sulawesi Selatan.
“Sekitar 2023 PMK ini muncul di daerah Jawa dan sekarang muncul lagi merambah beberapa daerah termasuk sudah masuk di Sulawesi Selatan,” jelas Karubaba kepada wartawan di kantornya, Kamis (9/1/2024).
Karubaba mengatakan meskipun wilayah Manokwari masih daerah hijau PMK, tetapi waspada penting dilakukan sebab jika sudah terdapat di Manokwari, maka akan membawa dampak besar pagi perekonomian.
“Lebih baik mencegah daripada mengobati, kita sampai sekarang melakukan pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan melalui rekomendasi kita melarang masuknya daging dan sapi hidup ke Manokwari,” terangnya.
Diakuinya, Pemkab Manokwari beberapa bulan terakhir sempat mengizinkan masuknya daging sapi kemasan dari luar. Tetapi, syaratnya harus daging impor seperti dari Australia dalam kemasan.
“Waktu itu kita antisipasi keterbatasan daging yang bisa menyebabkan harga daging naik. Tapi, itu tidak banyak karena kita sendiri masih swasembada. Kita di Manokwari masih aman dari PMK tetapi kita tetap waspada,” ungkapnya.
Karubaba menambahkan selain perketat rekomendasi, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait dalam rangka peningkatan kewaspadaan.
Pihaknya juga secara rutin melakukan surveillance mengambil sampel darah ternak yang beresiko terhadap hewan kuku belah, dan melakukan penyemprotan disinfektan.
“Kita selalu edukasi peternak, setiap pengobatan kita sekaligus jalan dengan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat untuk tidak sembarang membawa daging dari luar,” pungkasnya.
Dokter Kesehatan Hewan pada Dinas PKP Kabupaten Manokwari, drh Esti V. Damayanti menambahkan, PMK pada sapi berbahaya, karena bisa menimbulkan kematian pada hewan.
Gejala-gejalanya hewan mengidap PMK yaitu terdapat luka dibagian mulut dan kaki hewan. Luka-luka itu akan semakin membesar sehingga dapat menyebabkan kematian hewan tersebut.
“Penularan PMK tidak hanya dari hewan ke hewan, tetapi bisa secara tidak langsung dari manusia. Misalnya peternak dari kendang sapi yang sudah terkena PMK masuk ke kandang lainnya, ternak lain bisa terkena dari virus yang sudah dibawa manusia,” bebernya.
Meskipun secara umum kesehatan sapi di Manokwari bebas dari PMK. Akan tetapi, drh Damayanti mengingatkan para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kadang ternaknya secara baik. [SDR-R4]