
Manokwari, TP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Papua Barat tengah mempersiapkan dokumen perjanjian kerja sama (PKS) bersama RSUD Dok II Jayapura, Papua.
Pasalnya, RSUD Provinsi Papua Barat belum mempunyai dokter sub spesialis ginjal hipertensi atau dokter sub spesialis nefrologi guna mendukung operasional Unit Layanan hemodelisa.
Direktur RSUD Provinsi Papua Barat, dr. Arnoldus Tiniap mengatakan, RSUD Papua Barat belum memiliki tenaga dokter sub spesialis nefrologi sehingga pihaknya bekerja sama dengan RSUD Dok II Jayapura.
Dikatakan Tiniap, tahun lalu pihaknya telah berproses dengan melengkapi dokumen serta memohon izin dan terakhir tinggal menunggu proses tanda tangan PKS bersama RSUD Dok II Jayapura serta dokternya sekalian.
“Kelengkapan sumber daya manusia (SDM) di RSUD Papua Barat berjalan, jadi seiring dengan kelengkapan pelayanan di RSUD Papua Barat, kita akan selalu mengisi,” kata Tiniap kepada wartawan di Auditorium PKK Arfai Perkantoran, pekan lalu.
Misalnya, kata Tiniap, pihaknya tahun ini rencana membuka unit layanan hemodelisa, di tahun lalu pihaknya telah melatih tenaga perawat dan dokter.
Tetapi, sambung dia, RSUD Papua Barat belum memiliki dokter sub spesialis nefrologi, maka pihaknya akan segara bekerja sama dengan RSUD Dok II Jayapura.
“Dokter tersebut akan menjadi supervisor untuk pelayanan hemodelisa. Dokter ini akan datang dalam periode tertentu dan akan berikan arahan dan sarana dalam pelayanan, ada dokter spesialis penyakit dalam disini, dokter umum dan perawat,” ujarnya.
Namun, tambah dia, konsultan kesehatan ini akan menjadi persyaratan utama. Sebab, sejak tahun lalu pihaknya sudah berproses dan tinggal menunggu tandatangan PKS.
“Kita sudah siapkan drafting PKS bersama RSUD Dok II Jayapura. Kemarin Desember tidak sempat, maka kita akan lakukan tandatangan PKS di Januari ini,” ujarnya seraya menambahkan, jika sudah ada tandatangan PKS, maka pihaknya akan segara melakukan test peralatan medis.
Lebih lanjut, kata Tiniap, ketika peralatan dan unit layanan sudah beroperasi, maka perhimpunan Dokter Spesialis Nefrologi Indonesia (PERDOSSI) maupun Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) akan menilai sesuai spesialisa mereka.
“Mereka sebenarnya sudah pernah datang. Tapi, kita akan seting semua alat dan mereka akan melihat sekali lagi. Kalau di Januari ini sudah siap, maka di awal Februari unit layanan hemodelisa dapat beroperasi, artinya penambahan SDM berhubungan dengan pengembangan unit layanan,” tandas Tiniap. [FSM-R5]