Manokwari, TP – Video tentang pemukulan terhadap seorang guru perempuan di salah satu sekolah dasar (SD) di Kabupaten Manokwari sempat viral.
Dalam video tersebut, ada seorang perempuan yang dikabarkan istri dari kepala sekolah, masuk ke kelas ketika proses belajar dan mengajar, tetapi sebelumnya meminta permisi dengan para murid, lalu memukul guru tersebut.
Ironisnya, pemukulan terhadap sang guru yang divideokan korban, disaksikan para murid, sehingga membuat mereka terlihat histeris, trauma diiringi isak tangis.
Sekaitan dengan video itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Manokwari melalui Bidang SD telah menindaklanjutinya.
Kepala Bidang (Kabid) SD, Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Valentina Y.W.R. Hammar membenarkan tentang kejadian tersebut ketika proses belajar sedang berlangsung pada Kamis, 16 Januari 2025.
“Waktu masalah itu, saya dan Sekretaris, kami dua langsung turun ke sekolah untuk pertemuan dengan guru-guru semua. Untuk pemukulan sudah dilaporkan,” kata Valentina Hammar yang ditemui Tabura Pos di ruang kerjanya, Jumat, 17 Januari 2025.
Dirinya menyayangkan peristiwa tersebut karena sedang jam sekolah dan disaksikan para orang tua dan murid-murid di kelas.
“Ini kejadian pagi, orang-orang tua murid masih ada di sekolah. Itu yang saya sayangkan tindakan seperti itu. Kenapa tidak tunggu jam pulang sekolah. Tidak ada alasan melakukan tindakan itu,” ujar Valentina Hammar.
Ia mengaku sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Kepala Dinas Pendidikan, Martinus Dowansiba dan Bupati Manokwari, Hermus Indou untuk ditindaklanjuti. Apalagi, kata dia, para guru di sekolah tersebut mengaku tidak nyaman dan ketidaknyamanan itu sudah disampaikan dalam bentuk surat ke Dinas Pendidikan. “Mereka sudah buat surat ke kami,” katanya.
Valentine Hammar mengakui, di antara istri dari kepala sekolah dan guru tersebut, memang pernah ada masalah sebelumnya pada 2023 karena penempatan rumah dinas sekolah, tetapi persoalan sudah diselesaikan.
Namun, sambung dia, persoalan di antara keduanya muncul lagi hanya karena masalah sepele, dimana istri kepala sekolah merasa cemburu terhadap guru tersebut.
“Masalah yang tahun 2023 sudah diselesaikan, bahkan mereka sudah saling berpelukan. Makanya, saya kaget, ada lagi masalah hanya karena masalah yang bagi saya tidak harus sampai segitunya melakukan pemukulan,” ujar Valantina Hammar.
Diungkapkannya, sebelum terjadi pemukulan, kepala sekolah datang ke Dinas Pendidikan dan menyampaikan keinginannya untuk mengundurkan diri sebagai kepala sekolah.
“Kepala sekolah sampaikan ingin mengundurkan diri dan saya sampaikan harus buat surat resmi sebagai dasar buat dinas untuk pemindahan. Namun sampai masalah pemukulan terjadi, kepala sekolah tidak datang menyerahkan surat pengunduran dirinya,” terang Valentina Hammar.
Dirinya menambahkan, untuk kepentingan orang banyak, terutama anak-anak di sekolah, karena anak-anak merasa trauma dan guru-guru sudah tidak nyaman. “Untuk guru yang menjadi korban tetap kita berikan pembinaan,” kata Valentina Hammar. [SDR-R1]