Bupati Waran: Selamat Datang di Kota Ransiki, Kota Tempo Dulu
Ransiki, TP – Kerja keras Panitia Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua berbuah manis, berkat koordinasi yang baik dan konsulidasi yang dibangun dengan Pemerintah Kabupaten sehingga aliran dana dapat mengalir ke Panitia untuk mensukseskan Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua, yang berlangsung di Klasis GKI Ransiki sebagai tuan dan nyonya rumah, tanggal 21-24 Januari 2025, nanti.
Ketua Panitia Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua, Markus Waran, yang juga Bupati Mansel mengatakan, menurut pikiran manusia Raker III Sinode GKI Tanah Papua di atas tanah dan dibawah Gunung Arfak ini tidak mungkin terjadi sehingga diwacanakan untuk dipindahkan ke Kabupaten Manokwari. Namun, kasih dan kuasa Tuhan maka nubuat terjadi di hari ini.
“Hanya oleh iman, kegiatan Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua dapat berjalan,” ucap Waran.
Ia merincikan, jumlah peserta yang hadir pada Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua tahun ini sebanyak 280 peserta berasal dari 70 Klasis GKI se-Tanah Papua, yang berupa duta-duta Kristus.
Disamping itu, informasi yang panitia terima, jumlah populasi yang datang ke Manokwari Selatan termasuk yang bukan peserta sebanyak 1.300 orang, dari berbagai daerah di Tanah Papua.
Orang nomor 1 di jajaran Pemkab Mansel ini mengungkapkan, terlaksananya Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua yaitu di Manokwari Selatan sebagai tuan dan nyonya rumah, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dalam bentuk dukungan dana dan juga bahan pokok.
Dirincikan Waran, bantuan dari Pemkab Mansel sebesar Rp 2,5 miliar, penggalangan dana dari ASN, tenaga honorer dan pekerja swasta di Kabupaten Mansel sebesar Rp 180.848.000,-, sumbangan dari Kepala Suku Besar Arfak, Drs. Dominggus Mandacan, M.Si, sebesar Rp 200 juta, bantuan dari Bupati Manokwari, Hermus Indou, sebesar Rp 500 juta, bantuan Keluarga Yosias Saroy sebesar Rp 50 juta, maka total perolehan dana oleh Panitia sebesar Rp 3.350.000.000,-.

Adapun bantuan dari Klasis GKI se-Tanah Papua berupa makanan pokok sagu, pisang, ikan dan lain-lain serta hewan ternak berupa babi, untuk menopang acara Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua, yang akan berlangsung tanggal 21-24 Januari 2025.
Menurut dia, pelayanan Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua, berpengaruh sangat signifikan terhadap sikap dan karakter serta perilaku warga GKI Klasis Ransiki, jika sebelumnya orang tua dan anak-anak muda hanya sibuk untuk duduk berkumpul dan mabuk-mabukan, karena acara ini perilaku yang seperti itu menghilang dengan sendirinya, tanpa ada paksaan pemuda-pemudi mau membantu panitia untuk membersihkan lingkungan Gereja, menyampaikan lokasi acara, mencari kayu bakar dan ikut dalam kegiatan pengamanan.
“Anak-anak yang tadinya tukang mabuk, karena kegiatan ini luar biasa, mereka mau ikut belah kayu bakar dan ikut pengamanan, Tuhan memberkati anak-anakku,” akuinya.
Pada kesempatan itu, Waran menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak (Pegaf), Teluk Wondama, Teluk Bintuni dan khusus Pemkab Mansel serta jajaran Forkompinda yang sudah bekerja sama menjaga daerah ini tetap aman sehingga kegiatan Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua dapat berjalan dengan baik sebagaimana agenda yang disiapkan.
“Kepala seluruh peserta Raker III dan tamu undangan, Selamat datang di Kota Ransiki, Kota Tempo dulu yang tertinggalkan, meskipun berkembang lambat tapi pasti suatu saat akan dikenal, karena banyak pejabat dan pimpinan daerah lahir dari Kota ini,” ujar dia.
Di akhir sambutan, dia menyampaikan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam penyambutan tamu undangan dan duta-duta Kristus yang akan mengikuti Raker III Sinode GKI Di Tanah Papua, di Manokwari Selatan, sekali lagi mohon dimaafkan, apa yang kurang akan terus di evaluasi.
“Sekali lagi, Selamat datang di Kota Ransiki, Kota yang penuh kenangan di masa lampau namun tak terlupakan, karena Injil yang tertanam di atas tanah ini akan tumbuh dan berbuah dan menjadi berkat bagi semua orang yang ada di Tanah ini,” tutupnya. [BOM-R4]