Manokwari, TP – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Dr. Suriel Mofu mengatakan, lulusan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di tanah Papua yang menganggur masih cukup banyak.
Diungkapkannya, selama 7 tahun memimpin LLDIKTI Wilayah XIV atau seluruh tanah Papua, tercatat 123 perguruan tinggi negeri maupun swasta dan kementerian lain yang meluluskan 92.435 sarjana dengan status pengangguran saat ini.
Mofu merincikan, sebanyak 19.000 sarjana guru, 7.900 sarjana tenaga kesehatan, 10.250 sarjana pertanian, peternakan, kehutanan, IPA, Matematika, Kimia, Fisika dan sebagainya serta sarjana Teknik Informatika sebanyak 12.000.
Lanjut dia, kemudian sarjana Sosial, sarjana Hukum, sarjana Ekonomi, Administrasi Negara, dan berbagai sarjana Ilmu Sosial sebanyak 4.700 sarjana.
“Kalau kita tambah dengan perguruan tinggi negeri kementerian lain dan sebelum saya pimpin LLDIKTI jumlahnya sekitar 200.000 sampai 400.000 sarjana ada di tanah Papua ini,” rinci Mofu dalam Rapat Senat Terbuka STIH Manokwari di Aston Niu Hotel, Manokwari, Jumat (31/1/2025).
Dengan kondisi ini, Mofu meminta anggota DPD-RI, Filep Wamafma bisa memperjuangkan nasib puluhan ribu sarjana pengangguran melalui program-program pemerintah.
“Coba bisik-bisik di Bapak Presiden kira-kira 200.000 sampai 400.000 sarjana yang ada di tanah Papua ini bisa dibagi habis rata di seluruh tanah Papua, di desa dan kampung-kampung. Kebetulan Pak Presiden ada punya program transmigrasi,” katanya.
Ia menginginkan program transmigrasi dari Presiden, Prabowo Subianto, khusus di tanah Papua bisa diwujudkan saja dengan menyebar sarjana-sarjana pengangguran di desa dan kampung-kampung, sehingga bisa mengimplementasikan disiplin ilmunya.
“Pak Presiden punya program transmigrasi di Papua ini, kita transmigrasi orang-orang sarjana yang ratusan ribu ini dari kota ke desa dan kampung biar mereka jangan tinggal di kota terus,” ungkapnya.
Menurutnya, penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang diadakan pemerintah, belum mampu menjawab masalah pengangguran, khususnya di tanah Papua.
Sebab, jelas dia, kuota CPNS yang diadakan pemerintah tidak sebanding dengan jumlah pengangguran.
“Penerimaan CPNS tidak sampai 5.000, hanya 1.000 saja setiap tahun. Baru ratusan ribu sarjana ini mau kasih mereka kerja di mana? Oleh sabab itu, bagi habis mereka di seluruh tanah Papua ini,” tukasnya.
Mantan Rektor Unipa Manokwari mencontohkan di zaman Presiden Soekarno, terdapat program guru, mantri Trikora dengan mengirim para guru ke kampung-kampung dan program tersebut berhasil mengurai pengangguran.
“Kalau dulu bisa, kenapa sekarang tidak bisa bikin? Sarjana kita yang menganggur ini bagi habis ke kampung-kampung biar mereka tinggal dua sampai tiga tahun baru diangkat jadi PNS, tetapi tetap bertugas di tempat itu sebagai sarjana masuk kampung untuk menggerakkan pembangunan di pedesaan,” tandas Mofu.
Untuk itu, ia berharap nasib ratusan ribu sarjana pengangguran di tanah Papua bisa dibawa ke pusat. “LLDIKTI siap memberi data ada lima perguruan tinggi negeri, 75 perguruan tinggi swasta dan 43 perguruan tinggi kementerian lain di seluruh tanah Papua,” kata Mofu. [SDR-R1]