Manokwari, TP – Majelis Taklim Ahsanul Hidayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Manokwari menggelar Kajian Muslimah pada momentum milad ke-5 dengan tema ‘Janji Hawa’ yang berlangsung di Aston Niu Hotel, Manokwari, Jumat (7/2/2025).
Pada Kajian Muslimah dan milad ke-5, Majelis Taklim Ahsanua Hidayah menghadirkan Nada Sikkah artis Pop Religi dan Ustadzah UMI Pipik D. Irawati sebagai tausiyah yang berisikan nasihat dan pesan-pesan kebenaran guna meningkatkan pemahaman agama untuk peningkatan spiritual.
Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama, Provinsi Papua Barat, H. Aziz Hegemur dalam sambutannya menjelaskan, secara etimologis perkataan majelis taklim berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata.
Kedua suku kata, kata Hegemur, majelis dan taklim. Dimana, kata Majelis artinya tempat duduk atau sidang sedangkan taklim yang diartikan dengan pengajaran.
“Dengan demikian, secara Bahasa majelis taklim adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran agama Islam,” kata Hegemur dalam sambutan pembukaan Kajian Muslimah dan milad ke-5 Majelis Taklim Ahsanul Hidayah KKLR Manokwari, kemarin.
Menurutnya, majelis taklim telah memberikan kontribusi atau sumbangsi yang sangat besar bagi masyarakat. Majelis taklim dapat didirikan oleh kelompok atau organisasi masyarakatan, lembaga pendidikan, masjid dan mushola.

Dikatakan Hegemur, majelis taklim tidak dapat terbentuk begitu saja namun, memiliki aturan yang ditentukan oleh Kementerian Agama.
“Bagi majelis-majelis taklim yang merasa belum mempunyai izin operasional atau belum mengajukan permohonan keabsahan, diharapkan segara mengajukan permohonan tersebut,” harap Hegemur.
Ditambakannya, majelis taklim adalah lembaga pendidikan nonformal islam yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas keimanan dan ketakwaan dalam dimensi kehidupan.
“Saya menyampaikan selamat untuk Majelis Taklim Ahsanul Hidaya yang ke-5 tahun, kiranya Majelis Taklim Ahsanul Hidayah terus maju dan berkembang. Jadilah seperti air putih yang tidak mewah namun sangat penting,” tandas Hegemur.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere yang diwakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan mengatakan, majelis taklim adalah tempat untuk berbagi ilmu pengetahuan agama seperti Akidah, Tasauf, Fikah dan lainnya segainya tentang Islam.
Dikatakan Rimosan, majelis taklim memiliki wadah yang mempunyai tujuan dasar untuk mensiarkan agama Islam. Tujuan dari majelis taklim adalah memberikan kontribusi atau sumbangsih yang sangat besar bagi masyarakat.
“Tujuan utama dari Majelis Taklim sendiri yakni mengajarkan tentang Ilmu Keagamaan,” terang Rimosan dalam sambutannya, kemarin.
Oleh sebab itu, kata Rimosan, keberadaan Majelis Taklim sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rohaninya.
Menurutnya, jika melihat dan struktur organisasi, majelis taklim termasuk organisasi pendidikan luar sekolah yang berbicara agama Islam.
Sedangkan, sambung dia, kalau dilihat dari tujuannya, majelis taklim termasuk sarana dakwah Islamiyah yang dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Dirinya berharap, Majelis taklim Ahsanul Hidayah yang lahir pada 2 Januari 2020 yang kini berusia ke-5 tahun kiranya dapat merealisasikan dan mewujudkan apa yang mejadi tujuan dari majelis taklim itu sendiri.
Ditambahkannya, kiranya kehadiran Majelis Taklim Ahsanul Hidayah yang terbentuk dari KKLR dapat bersinergi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat untuk ikut membantu dalam bidang pendidikan, pembinaan serta fungsi sosal.
“Kiranya majelis taklim Ahsanul Hidayah terus maju dan berkembang sesuai era yang berjalan, guna mewujudkan dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kepada Alla SWT berahklat mulia jemaahnya dalam mewujudkan Rahmat bagi alam semesta,” tandas Rimosan. [FSM-R5]