Manokwari, TP – Pers merupakan corong siapa saja untuk menyalurkan hak suara dan mampu mempengaruhi opini publik dalam berbagai kebijakan pemerintah, tidak hanya di tingkat nasional juga daerah.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati, Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Descarlo Worabai, S.Hut, M.Si.
Pada kesempatan ini, ia mengucapkan selamat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025 terhadap para insan pers di seluruh Nusantara, khususnya lagi di tanah Papua.
Khusus di tanah Papua, sambung Worabai, peran pers sangat penting, karena banyak kebijakan yang tidak terekspos. Padahal, ujar dia, informasi kebijakan ini perlu diketahui dunia, termasuk masyarakat adat Papua.
“Misalnya kebijakan masyarakat global terkait perdagangan karbon, di mana ada azas manfaat yang bisa diperoleh masyarakat adat pemilik kawasan hutan, tapi secara regulasi belum berpihak terhadap masyarakat adat,” jelas Worabai kepada Tabura Pos via ponselnya, Minggu (9/2/2025).
Dosen Fakultas Kehutanan, Unipa Manokwari ini mengakui, memang ada regulasi terkait perdagangan karbon, informasi perdagangan karbon yang bisa memberikan azas manfaat terhadap masyarakat adat. Namun, hal ini cukup terbatas, bahkan hanya berada di lingkungan akademisi yang berkecimpung di dunia karbon.
Untuk itu, kata Worabai, peran pers menjadi penting dan melalui ujung pena insan pers bisa memberikan informasi penting terhadap masyarakat adat Papua, khususnya pemilik hak ulayat hutan.
“Masyarakat adat menjaga hak warisannya turun-temurun, tetapi karena tidak mendapat informasi yang cukup, akhirnya mereka terancam akan sumber daya alamnya sendiri. Terancam dalam sisi kebijakan, investasi, dan mereka tidak mendapat azas manfaat dari hutan itu sendiri,” ungkap Worabai.
Selain itu, ia menambahkan, peran pers sangat penting di tanah Papua dalam menjaga budaya, juga memberikan edukasi terhadap karakter dan mental generasi muda Papua.
“Pers merupakan ujung tombak atau bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan budaya, ekonomi, dan politik dalam suatu bangsa, khususnya bangsa Papua,” tukasnya.
Disinggung tentang kontribusi pers terhadap pembangunan di tanah Papua, Worabai mengakui, peran pers terhadap pembangunan di tanah Papua khususnya di Papua Barat sangat besar.
“Dulu informasi kebijakan hanya terbatas dan berada di dunia akademisi, politik, dan birokrasi, tapi hari ini, dengan peran pers bisa mendistribusikan informasi hingga ke pelosok daerah di tanah Papua. Maka bagi saya, pers cukup penting untuk kemajuan pembangunan di daerah, terlebih khusus di tanah Papua,” ujar Worabai.
Dirinya berharap melalui momentum HPN 2025 ini bisa menjadi salah satu ‘role model’ pengembangan daya berpikir kritis dari orang Papua, karena lewat pers, daya kritis orang Papua di lintas kalangan bisa terbangun.
“Lewat pers, nilai-nilai demokrasi bisa terbangun melalui daya kritis masyarakat. Jaya dan tetap semangat bagi pers dalam mengawal kebijakan pemerintah di tingkat nasional dan daerah demi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungkas Worabai. [FSM-R1]